LAPORAN KERJA BATU

LAPORAN KERJA BATU

BAB I
PRAKATA

1.1   Latar Belakang
Kontruksi kerja batu adalah salah satu jenis kontruksi yang termasuk dalam urutan besar dalam bangunan gedung. Dalam praktek kerja batu ini, sebahagian besar pekerjaan yang terdapat dalam konstruksi gedung meliputi: Pemasangan ½ batu bata ikatan biasa, Pemasangan silang & gigi jatuh ½ batu bata, Pemasangan ikatan jerman, Pemasangan Pilar, Pemasangan Rolak, Pemasangan Keramik dan plasteran dinding.
     Untuk mencapai hasil yang lebih sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik dan aturan-aturan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor ini memegang peranan penting dalam hal masalah mutu dan kualitas pada konstruksi bangunan terutama sekali bangunan gedung.
Kegiatan praktek yang mempelajari tentang tata cara menggunakan perkakas batu dan teknik dalam pemasangan batu, sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai modal awal memasuki dunia kerja. Kegiatan ini dilaksanakan selama 9 Hari,  di “Lab. Teknologi Teknik Sipil”  Politeknik  Negeri Lhokseumawe.

1.2   Tujuan Instruksional Umum
-          Dapat mempersiapkan mahasiswa/i teknik sipil yang terampil agar mampu menganalisis setiap keadaan yang berkaitan denganpasangan/ikatan bata.
-          Menjadikan individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang carakerja di lapangan.
-          Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai denganfungsinya.
-          Menguasai teknik kerja batu
-          Dapat memasang ikatan bata dengan baik dan benar.
-          Mampu mensurvei ikatan bata hanya dengan melihat.
-          Melatih mahasiswa/i agar mahir & cekatan dalam pemasangan bata.

1.3   Kriteria Pemakai atau Pembaca
Laporan praktikum kerja batu ini dapat digunakan oleh semua pembaca. Tetapi secara khusus dan utama laporan praktek kerja batu ini di peruntukkan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil politeknik  yang ingin memahami lebih lanjut tentang tata cara kerja batu.
1.4   Syarat Yang Harus Dipenuhi Oleh Pembaca
Agar dapat memahami dan mengetahui isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca di haruskan sudah terlebih dahulu memiliki wawasan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan praktek kerja batu, atau dapat juga mengikuti praktek kerja batu yang di laksanakan di bengkel teknik sipil. Laporan praktek kerja batu ini khusus di peruntukkan bagi mahasiswa/mahasiswi Teknik Sipil Program Studi D4 dan D3.

1.5   Isi Laporan Petunjuk Kerja Umum
Laporan ini secara keseluruhan mempelajari tentang pemasangan ½ batu bata ikatan biasa,pemasangan bata ikatan jerman, pemasangan dinding batu ikatan silang (gigi jatuh) dan pemasangan dinding batu dalam pekerjaan kombinasi meliputi pemasangan rolak, pemplasteran dan pemasangan keramik.

1.6   Petunjuk Penggunaan
Materi laporan praktikum kerja batu ini, keseluruhannya dimulai dari judul serta rincian pembahasan topik, yang pstinya semuanya berhubungan dengan praktek kerja batu. pembaca diharapkan dapat mempelajari dan memahami bab per bab hingga tuntas serta akhirnya dapat mengetahui kesimpulannya. Jika ingin memperdalam lebih jauh lagi sebaiknya pembaca harus sering-sering mencari referensi baik itu di buku maupun di internet guna untuk mendapat wawasan yang
luas lagi mengenai konstruksi batu.















BAB II
PENGENALAN BAHAN DAN ALAT

2.1  Tujuan
Tujuan dari pengenalan bahan dan alat antara lain untuk mengetahui bahan dan alat apa saja yang dapat digunakan dalam praktek kerja batu ini dan mengetahui fungsi dari bahan dan alat-alat tersebut.

2.2 Dasar Teori
Dalam pekerjaan dibengkel ini sudah pasti memerlukan peralatan-peralatan yang digunakan dalam menjalankan praktek tersebut. Dengan demikian, diperlukan pengenalan secara jelas tentang bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktek kerja batu ini.

2.3  Bahan Praktek Kerja Batu
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin bermacam-macam, antara lain batu bata, pasir, air, semen, dan kapur.

2.3.1      Batu bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding yang terbuat dari tanah liat denganatau tanpa bahan campuran tambahan. Selanjutnya dibakar sampai berwarna kemerah merahan, kemudian dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dan dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalam air.
Standar ukuran bata di indonesia adalah:
52 mm x 115 mm x 240 mm
50 mm x 110 mm x 230 mm
Kelebihan dinding bata merah:
- Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
- Keretakan relatif jarang terjadi.
- Kuat dan tahan lama.
- Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.
- Biaya lebih tinggi.





Penyimpananya:
Pada dasarnya tumpukan bata di lapangan harus diberi alas, agar air tanah yang ada di bawah tidak diserap oleh bata,karena bata mempunyai daya serap yang tinggi.Di atasnya ditutup dengan terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu bata harus disusun berselang seeking agar tidak pecah atau rusak,dan susunan ini paling tinggi 2 meter,agar bata yang berada paling bawah tidak pecah dan juga mudah dalam pengambilannya nanti.

Gambar 1. Cara penyimpanan batu bata

2.3.2      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan juga dapat dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan butiran-butiran mineral atau agregat halus yang mempunyai gradasi 0 – 4 mm. Fungsinya dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi.

Ciri-ciri pasir yang baik :
1.  Bersih
2.  Keras
3.  Susunan besar butir harus tidak baik
4. Besar butiran maximum 5mm
5.  Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%
Cara menentukan mutu pasir yang baik :
1.  Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. Apabila banyak
pasir yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung
banyak lumpur dan tidak layak digunakan.

2.Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan
bau yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir
tidak baik.

Penyimpanannya:
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.


Gambar 2.  Cara penyimpanan pasir

2.3.3      Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi tepung. Sifat dari kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembaban.

Ciri-ciri kapur yang baik:
1.  Harus dipadamkan dengan baik
2.  Membentuk tepung halus
3.  Dalam keadaan kering kadar air <10%
4.  Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90%
5.  Butiran kasar <5%


Fungsi kapur :
1.  Sebagai bahan pengikat
2.  Memudahkan pekerjaan
3.  Memperlambat peroses pengerasan semen
4.  Mengurangi penyusutan air

Penyimpanannya:
Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari permukaan banjir.

Gambar 3. Cara penyimpanan kapur

2.3.4      Semen
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat menggikat dan mengeras setelah bereaksi dengan air. Fungsi semen adalah sebagai bahan perekat (setelah dicampur dengan air).

Sifat-sifat semen :
1.  Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air
2.  Mudah dikerjakan (work ability)
3.  Kuat (strength).

Penyimpanannya:
Supaya semen tidak mengeras maka harus disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya dilapisi dengan kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan tanah agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas semen yang telah lama disimpan.
Gambar 4. Cara penyimpanan semen

2.3.5      Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar hendaklah air yang bersih atau air yang dapat diminum. Air berfungsi untuk meng-homogenkan adukan mortar, merendam bata. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan.                                                                                  

Gambar 5. Air

2.4  Alat-alat Praktek Kerja Batu
Alat yang digunakan sendok spesi, jointer, roskam, palu kayu, waterpass, sikat kawat, unting-unting, line& block bobbyn, siku-siku besi, ember, sekop, ayakan pasir, meteran, pensil, linggis, kakak tua, kotak spesi/jolang, gerobak dorong.
     2.4.1 Sendok Spesi
Fungsi:
Untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dengan tangkai dari kayu.



2.4.2 Jointer
Fungsi:
Untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Terbuat dari:
Besi
plat yang dibentuk sedemikian rupa, ada juga yang terbuat dari besi bulat dan diberi tangkai kayu.

                                                             
2.4.3   Roskam
Fungsi:
Roskam kayu untuk meratakan plesteran dinding dan roskam besi untuk menghaluskan permukaan plesteran.



Terbuat dari:
Ada yang dari kayu tipis, papan yang keras, dan besi.


2.4.4   Waterpass
              Fungsi:
              Untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
              Terbuat dari:
              Aluminium. Dalam waterpass terdapat cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.
             
2.4.5   Sikat Kawat
              Fungsi:
U
ntuk membersihkan bidang pekerjaan dari kotoran, debu atau tanah.
Terbuat dari:
              Balok kayu, dan pada permukaannya dipasang kawat-kawat sebagai sikatnya.
             

2.4.6.Line Bobbyn
Fungsi:
Untuk garis penunjuk pemasangan bata dengan mencantolkan benang. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah diatur.
              Terbuat dari:
Plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.





2.4.7   Block Bobbyn
Fungsi:
              Mencantolkan benang sebagai pedoman dalam pemasangan bata.
Terbuat dari:
2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan dihubungkan dengan benang.

           


2.4.8      Plat siku/ siku-siku besi
              Fungsi:
              Untuk mensetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.
Terbuat dari:
P
lat besi (baja) dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm.



2.4.9   Ember
Fungsi:
Mengambil air, menakarpasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain.
Terbuat dari:
              Plat baja tipis dan ada juga yangterbuat dari plastic
.
             

                             
2.4.10 Sekop
Fungsi:
Mengaduk spesi, menggali tanah, dan sebagainya. 
Terbuat dari:
Plat baja yang diberi tangkai kayu.
           

2.4.11 Ayakan Pasir
Fungsi:
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk mortar. Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat digunakan langsung dengan tangan.

Terbuat dari:
Kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang


           


2.4.12 Meteran
Fungsi:
Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja. Panjangnya bermacam-macam dari 1 m s/d 5 meter.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat.



              2.4.13 Jolang
Fungsi:
Untuk tempat meletakan mortar sewaktu pemasangan bata.
Terbuat dari:
              Plat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai untuk pegangan sewaktu mengakatnya.

            

2.4.14 Gerobak Dorong
Fungsi:
Untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.


BAB III
PEMASANGAN ½ BATU BATA IKATAN BIASA



3.1  Tujuan
Tujuan instruksional umum :
ü Dapat memasang dinding ikatan  ½ batu dengan teknik yang benar
ü Mampu mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan dengan  waterpass.
ü Teknik pemasangan batu bata yang benar,mengukur kedataran denganwaterpass.
ü Memahami cara menggunakan perkakas kerja batu sesuai denganketentuan.
Tujuan instruksional khusus :
ü Mampu mensurvei ikatan bata,baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang benar.
ü Melatih mahasiswa/i agar lihai dan cekatan dalam memasang batu bata



3.2  Dasar Teori
Mengukur ketegakandan kedataran pemasangan dengan waterpass. Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit,maka perlu di latih terlebih dahulu bagaimana teknik pemasangan batu bata yang benar, mengukur kedataran dengan waterpass, dengan cara memotong  ½  bata yang benar.Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa menggunakan perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan tersebut. Hasil kerja ini mendapatkan ketegakkan dan kedataran yang tegak sesuai dengan gambar kerja.

3.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
-  Cangkul                            -  Water pass
-       Sekop                              -  Jointer
-       Ember                              -  Sikat kawat
-       Palu karet                       -  Meteran
-       Ayakan pasir                  -  Line bobbyn
-       Jolang                              -  Sendok spesi
-Plat siku                       -  Gerobak dorong

Description: BIASABahan :
-       Air
-       Semen
-       Kapur
-       Pasir

3.4  Keselamatan Kerja
·      Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
·      Gunakan pakaian safety lengkap
·      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
·      Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
·      Patuhi petunjuk dari instruktur
·      Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
·      Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
·      Bekerjalah dengan semangat dan teliti
·      Kuku tangan tidak boleh panjang
·      Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

3.5  Langkah-langkah Kerja
Langkah kerja lapisan pertama (kop) :
1.   Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan dipasang.
2.   Pada waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang pasangan dan kotak spesi dengan posisi kotak spesi sebelah kanan dan bidang pasangan disebelah kiri.
3.   Pemasangan kita lakukan dengan cara tangan kiri memegan bata dan tangan kanan memegang sendok spesi.
4.   Kemudian letakan bata diatas spesi yang sudah disebarkan diatas pondasi atau lantai kerja dengan posisi bata yang panjang sejajar diukur menggunakan waterpas.
5.   Perletakkan bata jajaran berikutnya, letakan spesi rapat pada bata yang pertama tadi, pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1 cm sebagai siar dari pasangan.
6.   Untuk pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua tadi, dan pemasangan diteruskan sampai penuh sesuai dengan instruksi instruktur.


Langkah kerja lapisan kedua (stred) :
1.   Siar tegak dari  lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan pertama, maka pasangan bata pertama lapisan kedua ini dimulai dengan bata yang setengah.
2.   Bata setengah dibuat dengan jalan memotong bata utuh menjadi dua bagian yang sama.
3.   Sisi ketegakan harus tegak lurus dengan memakai waterpas.
4.   Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu dengan waterpass, juga cek ketegakan bidang depannya dengan waterpass.
5.   Nah, untuk lapisan ketiga persis sama dengan lapisan pertama dan lapisan ke empat sama persis dengan lapisan kedua begitu seterusnya.






















3.6Gambar KerjaDescription: BIASA














BAB IV
PEMASANGAN 1 BATU IKATAN JERMAN

4.1  Tujuan
Tujuan instruksional umum:
ü Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
ü Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
ü Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
ü Siar datar harus sama tebalnya 0,8 cm - 1,2 cm.
ü Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
ü Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,jangan di ketok.
ü Penekanan untuk menurunkan bata dengan menggeser bata, jangan diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
ü Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari sebelah kanan. Setiap lapis bata harus dicek kedataran .

Tujuan instruksional khusus:
ü Pergunakan takaran yang sama ukurannya untuk menakari bahan yang akan diaduk.
ü Bekerjalah menurut aturan langkah kerja.
ü Utamakanlah keamanan dalam bekerja.
ü Pusatkan pikiran pada pekerjaan.

Setelah mengerjakan pekerjaan memasang dinding bata ½ batu, maka perlu diketahui masih ada lagi pasangan yaitu pasangan  satu batu dalam ikatan jerman. Dalam ikatan ini, mahasiswa di tuntun untuk dapat memasang pasangan ini dengan benar, mengukur ketegakan dan kedatarannya dengan waterpass, serta mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan. Hasil dari kerja ini, mendapat ketegakan dan kedataran yang tepat sesuai gambar kerja.

4.2  Dasar Teori
Ikatan jerman adalah ikatan bata yang dipasang berselang – seling tiap lapis antar bata memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap lapisan bata yang memanjang diawali dengan pasangan ¾ bata dan diikuti oleh sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata biasa saja, siar tegak disini merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm.
Ikatan jerman juga sering digunakan untuk dinding penahan pada bangunan, namun juga sering di gunakan untuk dinding penahan tanah pada daerah tanah yang kontur.
Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa, selain membuat siswa paham cara pekerjaan pasangan gigi jatuh mahasiswa di harapkan untuk terbiasa mengunakan perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan tersebut.Hasil kerja ini mendapatkan ketegakkan, kelurusan dan kedataran yang tegak sesuai dengan gambar kerja. Dalam pekerjaan seperti ini biasakan sering-sering menggunakan waterpass, agar pasangan bata yang kita buat tetap datar sampai batas yang kita inginkan.

4.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
-     Cangkul                            -  Water pass
-       Sekop                              -  Jointer
-       Ember                              -  Sikat kawat
-       Palu karet                       -  Meteran
-       Ayakan pasir                  -  Line bobbyn
-       Jolang                              -  Sendok spesi
-       Plat siku                          -  Gerobak dorong

Bahan :
-       Air
-       Semen
-       Kapur
-       Pasir







4.4Keselamatan Kerja
·      Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
·      Gunakan pakaian safety lengkap
·      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
·      Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
·      Patuhi petunjuk dari instruktur
·      Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
·      Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
·      Bekerjalah dengan semangat dan teliti
·      Kuku tangan tidak boleh panjang
·      Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan


4.5  Langkah-langkah Kerja
1.      Hitung kebutuhan bahan - bahan yang diperlukan dalam pemasangan berdasarkan intruksi instruktur.
2.      Aduk mortal dengan komposisi 1 ember kapur dan 1 jolang pasir.
3.      Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakan dengan teratur dekat lokasi kerja.
4.      Mulai memasang bata lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh, untuk pemasangan lapisan kedua kita mulai dengan memasang bata 3/4 dan diakhiri dengan 3/4 juga, sedangkan ditengahnya tetap menggunakan bata utuh.
5.      Untuk lapisan ketiga sama dengan pemasangan lapisan pertama dan lapisan keempat sama dengan lapisan kedua cara pemasangannya. Begitu seterusnya lapis demi lapis berganti.












Description: JERMAN4.6  Gambar Kerja











































BAB V
PEMASANGAN GIGI JATUH

5.1  Tujuan
Tujuan instruktur umum:
o  Memasang dinding batu ikatan gigi jatuh membentuk sudut siku dengan teknik yang benar.
o  Mengaplikasikan pasangan bata gigi jatuh membentuk sudut siku pada praktek lapangan.
o  Mempelajari bagaimana menghadapi permasalahan dilapangan seandainya pemasangan bata tidak dapat diselesaikan dalam seharidan harus dilanjutkan dilain waktu.
o  Mengkombinasikan kemahiran dalam pemasangan sebelumnya.
o  Mengaplikasikan peralatan kerja dengan benar.
o  Menggunakan material tepat guna.

Tujuan instruksional khusus:
ü Memasang Bata dengan dua sudut melintang.
ü Di salah satu sudut membentuk pasangan model tangga.

5.2  Dasar Teori
Pasangan dinding batu ikatan gigi jatuh merupakan teknik pemasangan batu bata dengan tujuan supaya pemasangan batu bata dapat di lanjutkan di hari selanjutnya.
Teknik pemasangannya yaitu pada setiap lapisan di kurangi satu batu bata, begitu seterusnya sampai pada lapisan yang diinginkan.

5.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
-      Cangkul                           -  Water pass
-       Sekop                              -  Jointer
-       Ember                              -  Sikat kawat
-       Palu karet                       -  Meteran
-       Ayakan pasir                  -  Line bobbyn
-       Jolang                              -  Sendok spesi
-       Plat siku                          -  Gerobak dorong


Bahan :
-       Air                                   -  Kapur
-       Semen                             -  Pasir

5.4  Keselamatan Kerja
·      Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
·      Gunakan pakaian safety lengkap
·      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
·      Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
·      Patuhi petunjuk dari instruktur
·      Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
·      Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
·      Bekerjalah dengan semangat dan teliti
·      Kuku tangan tidak boleh panjang
·      Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

5.5  Langkah-langkah Kerja
1.      Aduk pasir dan kapur hingga homogen
2.      Buat dua buah garis bantu (garis A dan garis B) yang saling berpotongan dan membentuk sudut 900.
3.      Setelah diletakkan mortal pada jalur A & B untuk lapisan pertama letakkan bata utuh dan sesuaikan siarnya pada masing – masing jalur tersebut.
4.      Untuk lapisan kedua dimulainya dari sudut kop lapisan pertama agar siarnya selang seling biar tidak mudah patah dan retak.
5.      Pada pamasangan ini setiap lapis dikurangi setengah bata sampai ke lapisan paling atasnya supaya berbentuk tangga pada ujung pasangan.
6.      Kemiringan tangga harus berbentuk garis lurus dari lapisan ke 1 sampai   lapisan terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya, kedatarannya dan siarnya.


Description: SILANG5.6Gambar Kerja










































BAB VI
PASANGAN KOMBINASI


6.1  Tujuan
Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam melakasanakan:
ü  Merencanakan pekerjaan dengan menghitung bahan yang digunakan.
ü  Mampu membuat rolak dengan benar dan baik.
ü  Mampu mengembang seni dengan rolak.
ü  Mampu memasang polling, dinding batu, pilar dan hubungannya.
ü  Dapat mengerjakan finishing didalam pasangan dengan bersih.


6.2  Dasar Teori
Pekerjaan kombinasi adalah pekerjaan yang menggabungkan antara pemasangan 1/2 batu bata, ikatan jerman, pasangan gigi jatuh, dan pemasangan pilar. Mahasiswa di tuntut harus mampu memasang pekerjaan kombinasi ini, yang terdiri atas ikatan ½ batu, ikatan jerman dan juga ikatan sudut siku. Setelah pasangan selesai, mahasiswa juga di tuntut mampu memplester dan memasang keramik pada dinding dan lantai. Hasil dari kerja ini nantinya mendapat ketegakkan. Dan dataran, kesikuan, ketebalan plasteran (1 cm) sesuaidengan gambar kerja.


6.3  Keselamatan Kerja
·           Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
·           Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan kerjaan.
·           Memahami dan membaca petunjuk kerja.
·           Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
·           Menggunakan  alat sesuai dengan fungsinya.
·           Pusatkan pikiran pada pekerjaan.
·           Bila ada keraguan tanya pada pembimbing.





6.4.   Peralatan dan Bahan
Untuk membuat pilar bata dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:

Alat:
-            Cangkul                   -  Water pass
-            Sekop                                   -  Jointer
-            Ember                                  -  Sikat kawat
-            Palu karet                -  Meteran
-            Ayakan pasir                      -  Line bobbyn
-            Jolang                                  -  Sendok spesi
-            Plat siku                   -  Gerobak dorong

Bahan :
-            Air                            -  Kapur
-            Semen                                  -  Pasir


6.5   Langkah Kerja
1.        Bersihkan permukaan lantai dimana kita akan membangun pillar ini.
2.        Pasang dua buah bata sejajar dengan spesi 1 cm, kedua bata ini harus di waterpas permukaannya serta salah satu sudutnya harus siku.
3.        Untuk lapisan kedua kita pasang bata bata melintang diatasnya, yang mana sisi luar bata harus vertical terhadap lapis ke 1 tadi pada dua bidang.
4.        Begitu seterusnya pemasangan bata berikutnya silih berganti, sampai terpasang pillar setinggi 15 lapis, cara pemasangan nya tetap sama, tapi harus hati – hati dalam mengukur ketegakannya, sehingga didapatkannya pillar benar – benar lurus dan rapi.Dan seterusnya silih berganti / selang seling.


6.6   Gambar KerjaDescription: D:\ikhsan\Perspektif.jpg







                                                         PERSPEKTIFDescription: lps 2 kerja 4






                                                     LAPISAN 2

                                   
                                                            LAPISAN 1
Description: D:\ikhsan\Lapisan 1.jpg
 


                                
LAY OUT
           
           

6.7  Plasteran

6.7.1   Peralatan dan bahan
Alat:
-            Cangkul       -  Water pass
-            Sekop                       -  Jointer
-            Ember                      -  Sikat kawat
-            Palu karet    -  Meteran
-            Ayakan pasir          -  Line bobbyn
-            Jolang                      -  Sendok spesi
-            Plat siku                   -  Gerobak dorong

Bahan :
-            Air                -  Kapur
-            Semen                      -  Pasir


6.7.2Langkah Kerja
1.        Mulai melakukan pemelasteran lapisan datar, dengan cara mengemprotkan adukan kepermukaan dinding pakai sendok spesi, dimulai dari kiri ke bawah dan teruskan ke atas sambil maju kekanan.
2.        Jika ada tumpukan adukan yang menonjol maka kita datarkan dengan ruskam ,di gosokkan sekali jalan arah melingkar.
3.        Setelah seluruh permukaan sensing di kemprot dengan lapisan dasar,maka di buat adukan dengan komposisi bagian semen : 5 bagian kapur untuk plasteran lapisan kedua,adukan di buat kental dan homogen.
4.        Seandainya dinding yang di plaster sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari,maka perlu di jaga agar air adukan plasteran tidak menguap secara drastic keluar, maka harus di tutup dengan lembaran plastik.







6.4.2       Description: 9.jpgGambar Kerja


























                                               BAB VII
PASANGAN KERAMIK LANTAI

7.1 Tujuan instruksional khusus
A.  Mahasiswa dapat melakukan pemasangan lantai keramik dengan  benar.
B.   Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

7.2 Tujuan instruksional umum
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara untuk memasang keramik lantai pada pekerjaan suatu proyek dan mampu mengarahkan kepada mahasiswa untuk dapat memasang lantai keramikdengan baik dan benar.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemasangan keramik lantai dan mampu menganalisa alat dan bahan tersebut sesuai dengan fungsinya.
           
7.3 Prinsip kerja
Prinsip kerja pada pekerjaan ini adalah penempatan keramik harus sama.Kerataan penempatan diperlukan agar pada saat penempatan diperlukan waterpass untuk mengukur kerataan penempatan.

7.4 Dasar teori
Pemasangan keramik ini dilakukan dengan mengutamakan kerataan semen, sebelum dilakukan pemasangan keramik dengan itu setiap bidang keramik akan terlihat rata, jika diukur dengan menggunakan waterpass. Dan apabila dalam pemasangan keramik tersebut gunakanlah palu karet untuk memadatkan keramik dengan semen.



7.5 Alat dan bahan
     Alat-alat :
1.    Sendok spesi
2.    Waterpass
3.    Gerobak dorong
4.    Line bobbyn
5.    Ember
6.    Kotak adukan (jolang kecil)
7.    Sekop
8.    Cangkul
9.    Ayakan pasir
10.                                                                                                                                                         Tongkat ukur
11.                                                                                                                                                         Plat siku



 
Bahan-bahan :
1.    Batu bata
2.    Pasir
3.    Kapur
4.    Air

7.6 Keselamatan kerja
§    Curahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan dan berkosentrasi.
§    Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran pekerjan.
§    Pakailah sepatu safety dengan pengaman yang baik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
§    Pergunakan alat-alat kerja sesuai dengan fungsinya.
§    Perhatikan pekerjaan dengan baik, jangan sekali-kali lengah.
§    Jalankan pekerjaan sesuai dengan instruksi dari instruktur.





7.7 Langkah kerja
Ø Bersihkan area yang akan dipasang keramik, sebarkan mortar kemudian letakkan keramik perlahan – lahan diatas mortar tadi ketuk pelan – pelan  dengan sendok spesi apabila permukaannya belum waterpas / datar.
Ø Selanjutnya atur spesi kira – kira 3 mm dengan cara menggeser dengan tangan kiri pelan –pelan bersamaan waktu diketuk tadi.
Ø Setelah dipasang satu persatu keramik harus di waterpas supaya sama datar permukaan atasnya dan sama rata permukaan sampingnya.
Ø Usahakan pasir atau mortar yang terbuang jangan berserakan diatas keramik hal ini dapat menyebabkan keramik jadi patah / pecah ketika diketuk.
Ø  dalam pemasangan keramik permukaannya jangan terlalu kotor supaya hemat waktu dan tidak bertambah pekerjaan untuk membersihkannya setelah proses pemasangan.

7.8  Gambar kerjaText Box: mortal

Keramik

 








Gambar Pasangan Keramik Lantai






BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di civil workshop yang telah penulis ikuti  selama 9 hari, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.        Pemasangan bata harus di lakukan dengan teknik yang benar.
2.        Pengukuran dan ketelelitian dalam bekerja sangat di perlukan agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan.
3.        Penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan belum sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan.

8.2  Saran
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja dengan lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan petunjuk dari instruktur.
Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang baik dan teratur. Dan satu hal lagi yang harus selalu diingat, jangan pernah membantah petunjuk yang telah diberikan oleh instruktur. Jangan menggangu teman pada saat bekerja dan jangan bersenda gurau.
“Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap tidak rusak dan lay out/gambar kerja  utamakan keselamatan kerja”.

8.3  Kesan
·           Pernah terketuk tangan dengan sendok spesi pada saat pemasangan bata dan kecepret air adukan.
·           Tau bagaimana lelahnya kerja praktek menjadi tukang.
·           Menjadi tau  bahwa spesi yang biasanya dikerjakan oleh tukang pada umumnya tidak benar. Karena kalau spesi terlalu tebal atau lebar maka apa bila adanya guncangan yang misalnya diakibatkan oleh gempa akan cepat terjadi suatu keretakan  pada sebuah dinding.
·           Dapat mengetahui bahwa kegunaan sendok spesi untuk mengambil spesi pas untuk satu pemasangan bata.
·           Akhirnya kami dapat membedakan jenis-jenis ikatan batu bata.


DAFTAR PUSTAKA


ü  httppolban.academia.eduSalmaSTZakiah

























TAKARIR




A.
Air adalah air yang digunakan untuk mengaduk mortal hendaklah yang bersih atau air yang dapat diminum. Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortal dan merendam batu bata.

B.
Batu bata adalah suatu bahan bangunan terbuat dari tanah liat dan tanpa bahan campuran tambahan. Kemudian dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dikeraskan melalui pembakaran. Ukuran 52 mm x 115 mm x240 mm. 50 mm x 110 mm x 230 mm.

C.
Campuran yang dibuat sesuai standar, mempunyai kualitas yang baik dan kuat mempunyai ukuran yang sesuai kebutuhan aturan dari pada konstruksi bangunan. Dalam prosess campuran mempunyai cara dan kebutuhan yang di pakai dalam suatu lokasi yang dipakai pada tempat tertentu.



D.
Dasar teori adalah seperangkap konstruksi yang menjadi pokok pemikiran seseorang.

E.
Ember biasanya digunakan sebagai media untuk membawa air.

F.
Faktor adalah pokok permasalahan atau asal muasal suatu masalah.

G.
Gerobak dorong biasanya digunakan untuk mengangkat benda-benda yang berat misalnya pasir atau benda lainnya.

H.
Homogen merupakan campuran zat yang senyawa.

I.
Instruktur adalah pembimbing atau pengajar yang memberi perintah pengerjaan.




J.
Jolang adalah tempat peletakan mortal sewaktu pemasangan bata atau tempat pengadukan mortal.

K.
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi tepung. Seperti cair kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan. Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan sesuai kebutuhan.

L.
Line bobyyn adalahalat ini terdiri dari dua potongan kayu yang terbuat sedemikian rupa, yang dihubungkan dengan benang. Kegunaanya adalah sebagai garis petunjuk kelurusan pemasangan batu bata .

M.
Mortal adalah campuran semen pasir dan air yang telah diaduk sebagai bahan untuk pengikat bata.

P.
Plat siku digunakan untuk menyetel kesikuan pada sudut-sudut pertemuan dinding


R.
Roskam adalah Alat ini  terbuat dari baja, plastik  dan kayu,alat ini juga terbuat dari pelat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya. Berguna untuk mendrop mortar pada saat memplester dinding dan juga untuk menghaluskan permukaan plesteran

S.
Semen adalah sebagai bahan utama dalam adukan dan semen akan membuka kalau terkena air atau udara lembab. Untuk mencegah terjadi pengerasan ,semen harus disimpan pada ruangan tertutup tanpa jendela.

T.
Tujuan khusus adalah ambisi daripada perintah.

U.
Ukuran adalah panjang atau lebarnya suatu benda.

W.
Waterpass adalah alat yang terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan kotak niva,yaitu sebuah tabung yang didalamnya berisi cairan ether dan ada gelembung udara didalamnya.


PENJURUS




Kata Penting
Kedudukan Kata Penting
Air
4
Bata
1
Campuran
13
Dasar Teori
13
Ember
9
Faktor
16
Gerobak
10
Homogen
14
Instruktur
18
Jolang
7
Kapur
3
Line Bobbyn
8
Mortal
12
Plat siku
6
Roskam
5
Semen
2
Tujuan Khusus
12
Ukuran
40
Waterpass
16

LAMPIRAN DOKUMENTASI















Gambar: Pemasangan ½ Batu Bata Ikatan Biasa


Description: Foto134




                       










Gambar:Pasangan  Ikatan Jerman




Description: IMG0576A.jpg
















Gambar: Pasangan Gigi Jatuh



Gambar: Pemasangan job kombinasi




Gambar: Pemasangan plesteran


Gambar: Pemasangan keramik (di bagian belakang)



Itulah seikit tentang contoh laporan kerja batu yang masih begitu banyak keurangannya, jika memungkinkan sobat-sobat bisa merevisinya untuk menjadi contoh laporan batu yang lebih baik 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "LAPORAN KERJA BATU"