BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak
bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini berarti
penggunaan minyak bumi secara terus menerus dapat menghabiskan persediaan
minyak bumi yang ada. Sementara industrialisasi semakin menggelora, kebutuhan
akan minyak bumi sebagai bahan bakar semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan
produksi minyak bumi semakin tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan
kebutuhannya.
Implikasi
dari masalah di atas adalah harga minyak mentah dunia yang kian hari kian
melonjak. Pada awal tahun 2012, harga minyak mentah dunia pun telah meroket
sampai berada pada level U$$ 115 per barel. Tingginya harga minyak mentah dunia
ini mengakibatkan beban subsidi pemerintah semakin berat. Subsisi BBM yang
selama ini diberikann oleh pemerintah ternyata mengakibatkan beban keuangan
Negara bertambah. Kenaikan BBM merupakan konsekuensi yang harus diterima semua
kalangan dari melonjaknya harga minyak mentah dunia.
Mengingat
BBM memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, maka
pemerintah memiliki andil untuk mengendalikan penyaluran dan menentukan harga
BBM. Akhirnya, dalam rangka mengurangi beban subsidi APBN pemerintah mengeluarkan kebijakan
menaikan harga BBM guna menyelamatkan anggaran Negara. Kebijakan ini mengundang
pro dan kontra yang berkepanjangan dalam masyarakat.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi.
Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja dampak dari
kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak
kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan perekonomian indonesia?
3. Bagaimana langkah
yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan
harga BBM?
1.3
Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan
harga BBM pada perekonomian saat ini & pengaruhnya terhadap harga – harga,
inflasi dan pendapatan masyarakat. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar
dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. Dampak dari kenaikan
harga BBM, baik itu dampak positif maupun dampak
negatifnya.
2. Dapat mengetahui
mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap
inflasi yang akan terjadi.
3. Mengetahui
langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.
4. Mengetahui dampak
kenaikan harga BBM terhadap kegiatan perekonomian
nasional.
5. Mengetahui apakah
kebijakan harga BBM sudah tepat
1.4 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan
kegunaaan atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan
masalah yang dibahas dalam makalah ini.
Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, seluruh
kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah
ini;
2. pembaca, makalah ini
daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam
menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan
BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di
masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di
Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat
berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan
adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli
barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah
banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat
harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga
barang dan jasa yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran,
akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang
dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang
dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum
permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan
turun, dan sebaliknya jika harga barang
turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM
adalah kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena
dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang
mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah.
Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat
atau sulit untuk dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi
dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari,
karena membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain yang
dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah
atau kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan
perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat
ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang
beredar di masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk
mengatasi masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi
inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan
menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang
merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.
2.1 Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering
muncul, terutama jika dalam pembahasan mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga
dalam masalah keuangan dan perbankan. Secara sederhana, inflasi dapat diartikan
sebagai turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat banyaknya jumlah uang
yang beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata inflasi memiliki arti kemerosotan nilai uang
(kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga
menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas, 2005:423).
Menurut Jaka (2007:113) menyatakan,
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi
dimana terjadi kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang yang beredar atau
suatu keadaan yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan
menunjukan suatu proses turunnya nilai uang secara continue.
Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus berkaitan dengan
mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang
(Samuelson, 1986:292). Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik;
harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang
modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli.
Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
(Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan.
Ahli yang lain, yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan
harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam
barang saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan
sebagian besar dari barang-barang lain.
Dalam definisi lain, inflasi
merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa
secara menyeluruh dalam satu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun.
Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan, sementara nilai uang mengalami
penurunan. Inflasi juga dapat diartikan
sebagai proses menurunnya nilai mata uang yang diakibatkan
karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah
barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu
gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah
barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan
harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi
1. Jenis-Jenis
Inflasi
a. Berdasarkan Tingkat
Keparahan
1.
Inflasi ringan (creeping inflation) :Besarnya inflasi ini di bawah 10% dalam
setahun.
2.
Inflasi sedang :Besarnya inflasi antara 10% - 30% setahun.
3.
Inflasi berat : Besarnya inflasi antara 30% - 100%.
4.
Hiperinflasi : Besarnya inflasi ini diatas 100% dalam setahun.
b. Berdasarkan Sumbernya
1.
Importer Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari luar negeri, yang
terjadi karena adanya kecenderungan kenaikan barang-barang di luar negeri.
2.
Domestic Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari dalam negeri
sendiri, yang akan memengaruhi pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Domestic
inflation terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat
harga mengalami
kenaikan.
c. Berdasarkan
Penyebabnya
1.
Demand Full Inflation
Adalah inflasi yang timbul karena adanya kenaikan yang
sangat tinggi terhadap permintaan barang dan jasa.
2.
Cost Push Inflation
Adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa, bukan karena adanya ketidak seimbangan
antara permintaan dan penawaran. Selain demand full inflation dan cost push
inflation, ada beberapa jenis inflasi jika dilihat dari faktor penyebabnya,
yaitu:
1. Inflasi Tarikan
Permintaan
2. Inflasi tarikan
permintaan terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD)
yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi
agregat. Inflasi Dorongan Biaya Inflasi dorongan biaya terjadi sebagai akibat
adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan
efisiensi proses produksi dari suatu perusahaan.
3. Inflasi Struktural
Inflasi struktural terjadi akibat dari berbagai kendala atau
kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap
permintaan yang meningkat.
2. Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik;
harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa
barang-barang modal juga naik. Selain itu, inflasi juga diakibatkan oleh:
a.
Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,
b.
Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c.
Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,
d.
Adanya kenaikan dalam biaya produksi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua
adalah desakan (tekanan) produksi dan distribusi (kurangnya produksi (product
or service) juga termasuk kurangnya distribusi).
Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh
Pemerintah (Government) seperti kebijakan fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif),
kebijakan pembangunan infrastruktur dan regulasi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat
adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment, dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan
volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar
juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank
sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation)
terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, meskipun permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan dan penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi, bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi, aksi spekulasi
(penimbunan), sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di
pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam
hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Jika
dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi disebabkan oleh
adanya tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para produsen akan
mengurangi jumlah barang yang akan diproduksi atas pertimbangan biaya produksi
yang melonjak. Kalaupun proses produksi tetap lancar, proses distribusi lah
yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan harga BBM biaya atau ongkos untuk
mendistribusikan barang hasil produksi akan mengalami kenaikan.
2.2 Dampak Kenaikan Harga BBM
Dalam situasi ekonomi
masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga
BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat
akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk
menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah
yang beresiko tinggi.
Meskipun demikian,
kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.
a.
Dampak Positif
Ø Munculnya bahan bakar
dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar
alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan
Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi.
Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit
untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang
kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan
pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang
berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.
Ø Pembangunan Nasional
akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya
Digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik,
maka subsid
dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di
berbagai wilayah
hingga ke seluruh daerah.
Ø Hematnya APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM
mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah
akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.
Ø Mengurangi Pencemaran
Udara
Jika harga BBM
mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian
bahan bakar. Sehingga
hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat
berkurang, dan akan berpengaruh
pada tingkat kebersihan udara.
b. Dampak negatif
Ø Harga barang-barang
dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga
barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi
sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
Ø Apabila harga BBM
memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha
mikro, kecil dan menengah)
Ø Meningkatnya biaya
produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.
Ø Kondisi keuangan UMKM
menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
Ø Terjadi Peningkatan
jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan,
maka kemungkinan akan terjadi PHK.
Ø Inflasi
Inflasi akan terjadi
jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang terjadi karena meningkatnya
biaya produksi suatu barang atau jasa.
2.3 Dampak Kenaikan
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
Jika terjadi kenaikan
harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat
dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital
bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai
cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi
karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi
pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar
di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami
kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus
ini adalah “Cost Push Inflation”.
Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini
jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat
berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap
perekonomian dalam negeri.
Kenaikan
harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi. Biasanya
kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya
distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih mahal,
daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya
perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di
sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah
semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya
sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal
di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi
pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita
merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih
membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan
tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga
semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan
pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya
harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit
mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak
akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi
minyak.
2.4
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi.
Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai
berikut:
1.
Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2.
Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3.
Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki
dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi
itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa
dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan
adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan
hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat
yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para
debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk
melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat
inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang
dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain
juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.
2.5 Dampak Kenaikan BBM terhadap Harga –Harga
Sembako
Isu
kenaikan BBM beberapa bulan yang lalu telah melahirkan banyak konflik dan pro
kontra antara pemerintah dan rakyat, seperti terjadinya demonstrasi
besar-besaran oleh masyarakat dan mahasiswa, sehingga banyak menimbulkan
kerusakan- kerusakan. Namun dalam hal ini kami tertarik untuk menganalisa isu
kenaikan BBM tersebut dari sisi lain, yaitu dari sisi ekonomi, bagaimana dampak
isu kenaikan BBM terhadap berbagai harga barang-barang di pasaran berhubung
kami adalah mahasiswa jurusan ekonomi, dimana masalah ini sangat berkaitan
langsung dengan disiplin ilmu yang sedang kami geluti. Dan kami berharap
nantinya apa yang telah kami coba lakukan ini dapat memberikan masukan kepada
pemerintah yang akan mengambil keputusan terkait naik atau tidaknya harga BBM
ini.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kenaikan harga sembako
Ø Perbandingan
permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Ini sesuai dengan hukum ekonomi
yaitu jika permintaan naik sementara penawaranan tetap atau berkurang maka harga
akan cenderung turun.
Ø Faktor pedagang.
Kenaikan beras misalnya, selain dipicu oleh faktor Supply and Demand, dipicu
juga oleh permainan para pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih
menjual ke pasar bebas daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah Kering
Panen) dan GKG (Gabah Kering Giling) lebih tinggi daripada harga GKP dan GKG
yang dipatok oleh Bulog.
Ø Kebijakan pemerintah.
Tidak di ragukan lagi bahwa kebijakan
pemerintah akan sangat mempengaruhi harga barang-barang di pasar, kebijakan pemerintah
untuk menaikkan atau menurunkan pajak ataupun subsidi misalnya. Jika pemerintah
menaikkan tarif pajak maka harga barang akan naik,begitu pula sebaliknya jika
pemerintah menurunkan tariff pajak maka harga barang juga akan turun. Adapun
subisdi jika pemerintah memberikan subsidi maka harga barang akan turun dan
sebaliknya jika pemerintah mencabut subsidi maka harga barang akan naik.
Ø Stok barang
Faktor
yang satu ini juga sangat berpengaruh terhadap harga barang-barang, khususnya
sembako. Jika stok/pasokan barang banyak maka harga barang cenderung menurun,
dan sebaliknya jika pasokan barang sedikit maka harga barang akan naik. Hal ini
dapat kita lihat pada saat panen raya banyak produk-produk pertanian yang
harganya anjlok seprti tomat,cabe,dan sebagainya.
2.6 Dampak Kenaikan
Harga BBM Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pengaruh
kenaikan harga BBM akan sangat terasa untuk para buruh nasional. "Kenaikan
BBM akan sangat dirasakan oleh kalangan buruh nasional kita, perjuangan mereka
kemarin untuk menaikkan upah minimumnya terasa sia-sia," ujar anggota
komisi IX DPR RI Herlini Amran. Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini
melanjutkan, daya beli buruh yang diharapkan naik pasca kenaikan UMK kemarin,
seperti tercabik-cabik akibat kenaikan harga BBM. Apalagi, 46 Komponen KHL
dalam Permenaker 17/2005 sudah otomatis akan naik nominal harganya.
"Contoh sederhana, harga sandang, pangan, sewa kamar pasti dan
lain-lainnya pasti akan naik, sedangkan revisi komponen KHL untuk menyesuaikan
harga komponen tersebut di lakukan pada akhir tahun.
Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat naiknya biaya produksi
yang menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga membebankan kenaikan biaya
produksi tersebut kepada pekerja, seperti menunda pembayaran gaji, memotong
gaji atau mengurangi jumlah pekerja. Anggota DPR asal Kepulauan Riau ini
meminta Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (kemenakertras) untuk
mengimbau Apindo agar tidak melakukan hal-hal tersebut kepada karyawannya,
akibat dampak kenaikan harga BBM yang berdampak pada sektor Industri. Herlini
meminta pemerintah sebaiknya mengkaji ulang dampak dari kenaikan harga BBM yang
nyata-nyatanya berdampak luas pada masyarakat kelas menengah kebawah seperti
kalangan buruh ini. "Jelang kenaikan BBM ini saja, harga obat generik ditetapkan
naik 6 sampai 9 persen oleh Kemenkes, salah satu alasannya adalah akibat
kenaikan harga BBM," ujarnya.
Masih ada solusi lain untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia selain
menaikkan harga BBM bila Pemerintah mau kreatif dan tidak selalu mencari solusi
yang paling mudah. Seperti melakukan penghematan anggaran dengan melakukan diet
ketat untuk tidak belanja hal-hal yang tidak penting, memaksimalkan pendapatan
pajak agar tidak bocor dan lain-lainnya. "Asal ada good will saja dari
pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM," ujarnya.
Baca Juga Makalah Hubungan Negara dan Warga Negara
BAB III
SIMPULAN DAN
SARAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat
mengemukakan simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya
atau menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara
umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang
signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian
nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi
kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis
barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan
akan terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter
efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
3.2 Saran
Sesuai dengan
kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya
memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan harga bahan
bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi
akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah yang tepat
dalam mengatasi inflasi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid,
Edi Suandi. (2000). Perekonomian
Indonesia: Masalah dan Kebijakan
Kontemporer. Jogjakarta: UII
Press.
Jaka,
Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk
SMA. Bandung: CV Pustaka
Mandiri.
Mankiw,
N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6.
Jakarta: Erlangga.
Rosyidi,
Suherman. (2009). Pengantar Teori
Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali
Pers.
Samuelson,
Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi
Edisi Ke-12.
Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih,
Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga
Minyak Terhadap
Kondisi Ekonomi
Indonesia.
[Online]. Tersedia: http: www.wealhindonesia.co [21 Oktober 2012]
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Masyarakat"
Posting Komentar