LAPORAN KERJA BATU
BAB I
PRAKATA
1.1
Latar
Belakang
Kontruksi kerja batu adalah salah satu jenis kontruksi yang termasuk
dalam urutan besar dalam bangunan gedung. Dalam praktek kerja batu ini,
sebahagian besar pekerjaan yang terdapat dalam konstruksi gedung meliputi:
Pemasangan ½ batu bata ikatan biasa, Pemasangan silang & gigi jatuh ½ batu
bata, Pemasangan ikatan jerman, Pemasangan Pilar, Pemasangan Rolak, Pemasangan
Keramik dan plasteran dinding.
Untuk mencapai hasil yang lebih sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik dan aturan-aturan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor ini memegang peranan penting dalam hal masalah mutu dan kualitas pada konstruksi bangunan terutama sekali bangunan gedung.
Untuk mencapai hasil yang lebih sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik dan aturan-aturan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor ini memegang peranan penting dalam hal masalah mutu dan kualitas pada konstruksi bangunan terutama sekali bangunan gedung.
Kegiatan praktek
yang mempelajari tentang tata cara menggunakan perkakas batu dan teknik dalam
pemasangan batu, sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai modal awal memasuki
dunia kerja. Kegiatan ini dilaksanakan selama 9 Hari, di “Lab. Teknologi Teknik Sipil” Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
1.2
Tujuan Instruksional
Umum
-
Dapat mempersiapkan mahasiswa/i
teknik sipil yang terampil agar mampu menganalisis setiap keadaan yang
berkaitan denganpasangan/ikatan bata.
-
Menjadikan
individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang carakerja di lapangan.
-
Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai
denganfungsinya.
-
Menguasai teknik kerja batu
-
Dapat memasang ikatan bata dengan
baik dan benar.
-
Mampu mensurvei ikatan bata hanya
dengan melihat.
-
Melatih mahasiswa/i agar mahir &
cekatan dalam pemasangan bata.
1.3
Kriteria Pemakai
atau Pembaca
Laporan praktikum kerja batu ini dapat digunakan
oleh semua pembaca. Tetapi secara khusus dan utama laporan praktek kerja batu
ini di peruntukkan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang tata
cara kerja batu.
1.4
Syarat Yang
Harus Dipenuhi Oleh Pembaca
Agar dapat memahami dan mengetahui isi dari laporan kerja
batu ini, maka pembaca di haruskan sudah terlebih dahulu memiliki wawasan
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan praktek kerja batu, atau dapat juga
mengikuti praktek kerja batu yang di laksanakan di bengkel teknik sipil.
Laporan praktek kerja batu ini khusus di peruntukkan bagi mahasiswa/mahasiswi
Teknik Sipil Program Studi D4 dan D3.
1.5 Isi Laporan Petunjuk Kerja Umum
Laporan ini secara keseluruhan
mempelajari tentang pemasangan ½ batu bata ikatan biasa,pemasangan bata ikatan
jerman, pemasangan dinding batu ikatan silang (gigi jatuh) dan pemasangan
dinding batu dalam pekerjaan kombinasi meliputi pemasangan rolak, pemplasteran
dan pemasangan keramik.
1.6
Petunjuk
Penggunaan
Materi laporan praktikum kerja batu ini,
keseluruhannya dimulai dari judul serta rincian pembahasan topik, yang pstinya
semuanya berhubungan dengan praktek kerja batu. pembaca diharapkan dapat
mempelajari dan memahami bab per bab hingga tuntas serta akhirnya dapat
mengetahui kesimpulannya. Jika ingin memperdalam lebih jauh lagi sebaiknya
pembaca harus sering-sering mencari referensi baik itu di buku maupun di
internet guna untuk mendapat wawasan yang
luas lagi mengenai konstruksi batu.
luas lagi mengenai konstruksi batu.
BAB
II
PENGENALAN
BAHAN DAN ALAT
2.1 Tujuan
Tujuan dari pengenalan bahan dan alat
antara lain untuk mengetahui bahan dan alat apa saja yang dapat digunakan dalam
praktek kerja batu ini dan mengetahui fungsi dari bahan dan alat-alat tersebut.
2.2
Dasar Teori
Dalam pekerjaan
dibengkel ini sudah pasti memerlukan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
menjalankan praktek tersebut. Dengan demikian, diperlukan pengenalan secara
jelas tentang bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktek kerja batu ini.
2.3 Bahan
Praktek Kerja Batu
Bahan yang digunakan dalam
pemasangan bata, plesteran dan ubin bermacam-macam, antara lain batu bata,
pasir, air, semen, dan kapur.
2.3.1 Batu
bata
Batu
bata merupakan salah satu
bahan material sebagai bahan pembuat dinding yang terbuat dari tanah liat denganatau tanpa
bahan campuran tambahan. Selanjutnya dibakar sampai berwarna kemerah merahan, kemudian dicetak dalam ukuran
tertentu berbentuk balok dan dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak
hancur kembali bila direndam dalam air.
Standar ukuran bata di indonesia adalah:
52 mm x 115 mm x 240 mm
50 mm x 110 mm x 230 mm
Kelebihan
dinding bata merah:
- Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
- Keretakan relatif jarang terjadi.
- Kuat dan tahan lama.
- Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
- Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
- Keretakan relatif jarang terjadi.
- Kuat dan tahan lama.
- Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.
Kekurangan
dinding bata merah:
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.
- Biaya lebih tinggi.
- Biaya lebih tinggi.
Penyimpananya:
Pada dasarnya tumpukan bata di
lapangan harus diberi alas, agar air tanah yang ada di bawah tidak diserap oleh
bata,karena bata mempunyai daya serap yang tinggi.Di atasnya ditutup dengan
terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata
itu sendiri. Batu bata
harus disusun berselang seeking agar tidak pecah atau rusak,dan susunan ini
paling tinggi 2 meter,agar bata yang berada paling bawah tidak pecah dan juga
mudah dalam pengambilannya nanti.
Gambar 1. Cara penyimpanan batu bata
2.3.2 Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan
juga dapat dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan butiran-butiran mineral
atau agregat halus yang mempunyai gradasi 0 – 4 mm. Fungsinya
dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi.
Ciri-ciri pasir
yang baik :
1. Bersih
2. Keras
3. Susunan besar butir harus tidak baik
4. Besar butiran maximum 5mm
5. Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%
1. Bersih
2. Keras
3. Susunan besar butir harus tidak baik
4. Besar butiran maximum 5mm
5. Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%
Cara menentukan
mutu pasir yang baik :
1. Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. Apabila banyak
1. Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. Apabila banyak
pasir yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut
mengandung
banyak lumpur dan tidak layak digunakan.
2.Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila
menimbulkan
bau yang menyengat berarti mengandung bahan organik
maka pasir
tidak baik.
Penyimpanannya:
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak
ada kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan
tanah dan waktu pengambilannya juga mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan
maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.
Gambar 2.
Cara penyimpanan pasir
2.3.3 Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air
sehingga menjadi tepung. Sifat dari kapur adalah menyerap air, justru itu kapur
harus disimpan terhindar dari kelembaban.
Ciri-ciri kapur
yang baik:
1. Harus dipadamkan dengan baik
2. Membentuk tepung halus
3. Dalam keadaan kering kadar air <10%
4. Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90%
5. Butiran kasar <5%
1. Harus dipadamkan dengan baik
2. Membentuk tepung halus
3. Dalam keadaan kering kadar air <10%
4. Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90%
5. Butiran kasar <5%
Fungsi kapur :
1. Sebagai bahan pengikat
2. Memudahkan pekerjaan
3. Memperlambat peroses pengerasan semen
4. Mengurangi penyusutan air
1. Sebagai bahan pengikat
2. Memudahkan pekerjaan
3. Memperlambat peroses pengerasan semen
4. Mengurangi penyusutan air
Penyimpanannya:
Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk
mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari
permukaan banjir.
Gambar 3. Cara penyimpanan kapur
2.3.4 Semen
Semen adalah
bahan hidrolik, artinya dapat menggikat dan mengeras setelah bereaksi dengan
air. Fungsi semen adalah sebagai bahan perekat (setelah dicampur dengan air).
Sifat-sifat semen :
1. Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air
1. Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air
2. Mudah dikerjakan (work ability)
3. Kuat (strength).
Penyimpanannya:
Supaya semen tidak
mengeras maka harus disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya dilapisi dengan
kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan tanah
agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Semen yang baru datang tidak boleh
ditumpuk diatas semen yang telah lama disimpan.
Gambar 4. Cara penyimpanan semen
2.3.5 Air
Air yang digunakan
untuk pengadukan mortar hendaklah air yang bersih atau air yang dapat diminum.
Air berfungsi untuk meng-homogenkan adukan mortar, merendam bata. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung
minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan
pasangan.
Gambar 5. Air
2.4 Alat-alat Praktek Kerja Batu
Alat yang digunakan sendok
spesi, jointer, roskam, palu kayu, waterpass, sikat kawat, unting-unting, line&
block bobbyn, siku-siku besi, ember, sekop, ayakan pasir, meteran, pensil,
linggis, kakak tua, kotak spesi/jolang, gerobak dorong.
2.4.1 Sendok Spesi
Fungsi:
Untuk
mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.
Terbuat dari:
Plat
baja tipis dengan tangkai dari kayu.
2.4.2 Jointer
Fungsi:
Untuk
membersihkan siar pada pasangan bata.
Terbuat dari:
Besi plat yang dibentuk sedemikian rupa, ada juga yang terbuat dari besi bulat dan diberi tangkai kayu.
Besi plat yang dibentuk sedemikian rupa, ada juga yang terbuat dari besi bulat dan diberi tangkai kayu.
2.4.3 Roskam
Fungsi:
Roskam kayu untuk meratakan plesteran
dinding dan roskam besi untuk menghaluskan
permukaan plesteran.
Terbuat
dari:
Ada yang dari kayu tipis, papan yang keras,
dan besi.
2.4.4 Waterpass
Fungsi:
Untuk
mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Terbuat dari:
Aluminium. Dalam
waterpass terdapat cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Apabila
pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat berada di
tengah-tengah.
2.4.5 Sikat Kawat
Fungsi:
Untuk membersihkan bidang pekerjaan dari kotoran, debu atau tanah.
Terbuat dari:
Untuk membersihkan bidang pekerjaan dari kotoran, debu atau tanah.
Terbuat dari:
Balok kayu, dan pada permukaannya dipasang
kawat-kawat sebagai sikatnya.
2.4.6.Line Bobbyn
Fungsi:
Untuk garis penunjuk pemasangan bata dengan mencantolkan benang. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah diatur.
Untuk garis penunjuk pemasangan bata dengan mencantolkan benang. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah diatur.
Terbuat
dari:
Plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.
2.4.7 Block Bobbyn
Fungsi:
Fungsi:
Mencantolkan benang sebagai pedoman dalam pemasangan
bata.
Terbuat dari:
2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan dihubungkan dengan benang.
2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan dihubungkan dengan benang.
2.4.8 Plat siku/ siku-siku besi
Fungsi:
Untuk mensetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut
pertemuan dinding.
Terbuat dari:
Plat besi (baja) dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm.
Terbuat dari:
Plat besi (baja) dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm.
2.4.9 Ember
Fungsi:
Mengambil air, menakarpasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain.
Terbuat dari:
Fungsi:
Mengambil air, menakarpasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan ada juga yangterbuat dari plastic
.
2.4.10 Sekop
Fungsi:
Mengaduk spesi, menggali tanah, dan sebagainya.
Terbuat dari:
Plat baja yang diberi tangkai kayu.
Fungsi:
Mengaduk spesi, menggali tanah, dan sebagainya.
Terbuat dari:
Plat baja yang diberi tangkai kayu.
2.4.11 Ayakan Pasir
Fungsi:
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk mortar. Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat digunakan langsung dengan tangan.
Fungsi:
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk mortar. Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat digunakan langsung dengan tangan.
Terbuat
dari:
Kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang
Kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang
2.4.12 Meteran
Fungsi:
Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja. Panjangnya bermacam-macam dari 1 m s/d 5 meter.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat.
Fungsi:
Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja. Panjangnya bermacam-macam dari 1 m s/d 5 meter.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat.
2.4.13 Jolang
Fungsi:
Untuk tempat meletakan mortar sewaktu pemasangan bata.
Terbuat dari:
Fungsi:
Untuk tempat meletakan mortar sewaktu pemasangan bata.
Terbuat dari:
Plat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan
pada sisinya diberi tangkai untuk pegangan sewaktu mengakatnya.
2.4.14 Gerobak Dorong
Fungsi:
Untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.
Fungsi:
Untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.
BAB III
PEMASANGAN ½ BATU BATA IKATAN
BIASA
3.1 Tujuan
Tujuan instruksional umum
:
ü Dapat memasang
dinding ikatan ½ batu dengan teknik yang
benar
ü Mampu mengukur ketegakan dan
kedataran pemasangan dengan waterpass.
ü Teknik
pemasangan batu bata yang benar,mengukur kedataran denganwaterpass.
ü Memahami
cara menggunakan perkakas kerja batu sesuai denganketentuan.
Tujuan instruksional khusus :
ü Mampu
mensurvei ikatan bata,baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang
benar.
ü Melatih mahasiswa/i
agar lihai dan cekatan dalam memasang batu bata
3.2 Dasar Teori
Mengukur ketegakandan kedataran
pemasangan dengan waterpass. Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih
sulit,maka perlu di latih terlebih dahulu bagaimana teknik pemasangan batu bata
yang benar, mengukur kedataran dengan waterpass, dengan cara memotong ½ bata
yang benar.Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa menggunakan
perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan tersebut. Hasil
kerja ini mendapatkan ketegakkan dan kedataran yang tegak sesuai dengan gambar
kerja.
3.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
- Cangkul - Water pass
-
Sekop - Jointer
-
Ember - Sikat kawat
-
Palu karet - Meteran
-
Ayakan pasir - Line bobbyn
-
Jolang - Sendok spesi
-Plat siku -
Gerobak dorong
Bahan :
-
Air
-
Semen
-
Kapur
-
Pasir
3.4 Keselamatan
Kerja
· Berdoa
sebelum dan sesudah bekerja
· Gunakan
pakaian safety lengkap
· Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya
· Jangan
menganggu teman selagi teman bekerja
· Patuhi
petunjuk dari instruktur
· Bekerja
dengan fokus dan konsentrasi
· Bertanya
kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
· Bekerjalah
dengan semangat dan teliti
· Kuku tangan tidak boleh panjang
· Beri
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
3.5 Langkah-langkah
Kerja
Langkah kerja lapisan
pertama (kop) :
1. Tentukan
pada lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan dipasang.
2. Pada
waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang pasangan dan kotak
spesi dengan posisi kotak spesi sebelah kanan dan bidang pasangan disebelah
kiri.
3. Pemasangan
kita lakukan dengan cara tangan kiri memegan bata dan tangan kanan memegang
sendok spesi.
4. Kemudian
letakan bata diatas spesi yang sudah disebarkan diatas pondasi atau lantai
kerja dengan posisi bata yang panjang sejajar diukur menggunakan waterpas.
5. Perletakkan
bata jajaran berikutnya, letakan spesi rapat pada bata yang pertama tadi,
pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1
cm sebagai siar dari pasangan.
6. Untuk
pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua tadi, dan pemasangan
diteruskan sampai penuh sesuai dengan instruksi instruktur.
Langkah kerja lapisan
kedua (stred) :
1. Siar
tegak dari lapisan kedua harus tepat
ditengah bata lapisan pertama, maka pasangan bata pertama lapisan kedua ini dimulai
dengan bata yang setengah.
2. Bata
setengah dibuat dengan jalan memotong bata utuh menjadi dua bagian yang sama.
3. Sisi
ketegakan harus tegak lurus dengan memakai waterpas.
4. Selanjutnya
ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu dengan waterpass, juga cek
ketegakan bidang depannya dengan waterpass.
5. Nah,
untuk lapisan ketiga persis sama dengan lapisan pertama dan lapisan ke empat
sama persis dengan lapisan kedua begitu seterusnya.
3.6Gambar Kerja
BAB
IV
PEMASANGAN 1 BATU IKATAN
JERMAN
4.1 Tujuan
Tujuan instruksional umum:
ü Teknik
peletakan bata dan mortal harus benar
ü Setiap
lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
ü Siar
tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
ü Siar
datar harus sama tebalnya 0,8 cm - 1,2 cm.
ü Setiap
pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
ü Penakaran
untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,jangan di ketok.
ü Penekanan untuk menurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
ü Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak
spesi dari sebelah kanan. Setiap lapis bata harus dicek kedataran .
Tujuan instruksional khusus:
ü Pergunakan
takaran yang sama ukurannya untuk menakari bahan yang akan diaduk.
ü Bekerjalah
menurut aturan langkah kerja.
ü Utamakanlah
keamanan dalam bekerja.
ü Pusatkan
pikiran pada pekerjaan.
Setelah mengerjakan
pekerjaan memasang dinding bata ½ batu, maka perlu diketahui masih ada lagi
pasangan yaitu pasangan satu batu dalam
ikatan jerman. Dalam ikatan ini, mahasiswa di tuntun untuk dapat memasang
pasangan ini dengan benar, mengukur ketegakan dan kedatarannya dengan
waterpass, serta mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan. Hasil dari
kerja ini, mendapat ketegakan dan kedataran yang tepat sesuai gambar kerja.
4.2 Dasar Teori
Ikatan jerman
adalah ikatan bata yang dipasang berselang – seling tiap lapis antar bata
memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap
lapisan bata yang memanjang diawali dengan pasangan ¾ bata dan diikuti oleh
sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata biasa saja, siar tegak
disini merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang
tebalnya 30 cm.
Ikatan jerman
juga sering digunakan untuk dinding penahan pada bangunan, namun juga sering di
gunakan untuk dinding penahan tanah pada daerah tanah yang kontur.
Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa, selain membuat siswa paham
cara pekerjaan pasangan gigi jatuh mahasiswa di harapkan untuk terbiasa
mengunakan perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan
tersebut.Hasil kerja ini mendapatkan ketegakkan, kelurusan dan kedataran yang
tegak sesuai dengan gambar kerja. Dalam pekerjaan seperti ini biasakan
sering-sering menggunakan waterpass, agar pasangan bata yang kita buat tetap
datar sampai batas yang kita inginkan.
4.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
-
Cangkul - Water pass
-
Sekop - Jointer
-
Ember - Sikat kawat
-
Palu karet - Meteran
-
Ayakan pasir - Line bobbyn
-
Jolang - Sendok spesi
-
Plat siku - Gerobak dorong
Bahan :
-
Air
-
Semen
-
Kapur
-
Pasir
4.4Keselamatan
Kerja
· Berdoa
sebelum dan sesudah bekerja
· Gunakan
pakaian safety lengkap
· Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya
· Jangan
menganggu teman selagi teman bekerja
· Patuhi
petunjuk dari instruktur
· Bekerja
dengan fokus dan konsentrasi
· Bertanya
kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
· Bekerjalah
dengan semangat dan teliti
· Kuku tangan tidak boleh panjang
· Beri
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
4.5 Langkah-langkah
Kerja
1.
Hitung kebutuhan bahan - bahan yang
diperlukan dalam pemasangan berdasarkan intruksi instruktur.
2.
Aduk mortal dengan komposisi 1 ember
kapur dan 1 jolang pasir.
3.
Siapkan semua peralatan dan bahan
yang akan digunakan dan letakan dengan teratur dekat lokasi kerja.
4. Mulai
memasang bata lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh, untuk
pemasangan lapisan kedua kita mulai dengan memasang bata 3/4 dan diakhiri
dengan 3/4 juga, sedangkan ditengahnya tetap menggunakan bata utuh.
5.
Untuk lapisan ketiga sama dengan
pemasangan lapisan pertama dan lapisan keempat sama dengan lapisan kedua cara
pemasangannya. Begitu seterusnya lapis demi lapis berganti.
4.6 Gambar Kerja
BAB V
PEMASANGAN GIGI JATUH
5.1 Tujuan
Tujuan instruktur umum:
o Memasang
dinding batu ikatan gigi jatuh membentuk sudut siku dengan teknik yang benar.
o Mengaplikasikan
pasangan bata gigi jatuh membentuk sudut siku pada praktek lapangan.
o Mempelajari bagaimana menghadapi
permasalahan dilapangan seandainya pemasangan bata tidak dapat diselesaikan
dalam seharidan harus dilanjutkan dilain waktu.
o Mengkombinasikan kemahiran dalam
pemasangan sebelumnya.
o Mengaplikasikan peralatan kerja
dengan benar.
o Menggunakan material tepat guna.
Tujuan instruksional khusus:
ü Memasang
Bata dengan dua sudut melintang.
ü Di
salah satu sudut membentuk pasangan model tangga.
5.2 Dasar Teori
Pasangan
dinding batu ikatan gigi jatuh merupakan teknik pemasangan batu bata dengan
tujuan supaya pemasangan batu bata dapat di lanjutkan di hari selanjutnya.
Teknik
pemasangannya yaitu pada setiap lapisan di kurangi satu batu bata, begitu
seterusnya sampai pada lapisan yang diinginkan.
5.3 Peralatan dan Bahan
Alat :
-
Cangkul - Water pass
-
Sekop - Jointer
-
Ember - Sikat kawat
-
Palu karet - Meteran
-
Ayakan pasir - Line bobbyn
-
Jolang - Sendok spesi
-
Plat siku - Gerobak dorong
Bahan :
-
Air - Kapur
-
Semen - Pasir
5.4 Keselamatan
Kerja
· Berdoa
sebelum dan sesudah bekerja
· Gunakan
pakaian safety lengkap
· Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya
· Jangan
menganggu teman selagi teman bekerja
· Patuhi
petunjuk dari instruktur
· Bekerja
dengan fokus dan konsentrasi
· Bertanya
kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
· Bekerjalah
dengan semangat dan teliti
· Kuku tangan tidak boleh panjang
· Beri
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
5.5 Langkah-langkah
Kerja
1.
Aduk pasir dan kapur hingga homogen
2.
Buat dua buah garis bantu (garis A
dan garis B) yang saling berpotongan dan membentuk sudut 900.
3.
Setelah diletakkan mortal pada jalur
A & B untuk lapisan pertama letakkan bata utuh dan sesuaikan siarnya pada
masing – masing jalur tersebut.
4.
Untuk lapisan kedua dimulainya dari
sudut kop lapisan pertama agar siarnya selang seling biar tidak mudah patah dan
retak.
5.
Pada pamasangan ini setiap lapis
dikurangi setengah bata sampai ke lapisan paling atasnya supaya berbentuk
tangga pada ujung pasangan.
6.
Kemiringan tangga harus berbentuk
garis lurus dari lapisan ke 1 sampai
lapisan terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya, kedatarannya
dan siarnya.
5.6Gambar Kerja
BAB VI
PASANGAN KOMBINASI
6.1 Tujuan
Pada
akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam melakasanakan:
ü Merencanakan pekerjaan dengan
menghitung bahan yang digunakan.
ü Mampu membuat rolak dengan
benar dan baik.
ü Mampu mengembang seni dengan
rolak.
ü Mampu memasang polling, dinding batu, pilar dan
hubungannya.
ü Dapat mengerjakan finishing didalam pasangan dengan
bersih.
6.2 Dasar Teori
Pekerjaan kombinasi adalah pekerjaan yang menggabungkan
antara pemasangan 1/2 batu bata, ikatan jerman, pasangan gigi jatuh, dan
pemasangan pilar. Mahasiswa di tuntut harus mampu memasang pekerjaan
kombinasi ini, yang terdiri atas ikatan ½ batu, ikatan jerman dan juga ikatan
sudut siku. Setelah pasangan selesai, mahasiswa juga di tuntut mampu
memplester dan memasang keramik pada dinding dan lantai. Hasil dari kerja ini
nantinya mendapat ketegakkan. Dan dataran, kesikuan, ketebalan plasteran (1 cm)
sesuaidengan gambar kerja.
6.3 Keselamatan
Kerja
·
Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
·
Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan
kerjaan.
·
Memahami dan membaca petunjuk kerja.
·
Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
·
Menggunakan alat
sesuai dengan fungsinya.
·
Pusatkan
pikiran pada pekerjaan.
·
Bila ada keraguan tanya pada pembimbing.
6.4. Peralatan dan Bahan
Untuk membuat pilar bata dibutuhkan alat dan bahan
sebagai berikut:
Alat:
-
Cangkul -
Water pass
-
Sekop - Jointer
-
Ember - Sikat kawat
-
Palu karet -
Meteran
-
Ayakan pasir - Line bobbyn
-
Jolang - Sendok spesi
-
Plat siku -
Gerobak dorong
Bahan :
-
Air - Kapur
-
Semen -
Pasir
6.5 Langkah
Kerja
1.
Bersihkan permukaan lantai dimana
kita akan membangun pillar ini.
2.
Pasang dua buah bata sejajar dengan
spesi 1 cm, kedua bata ini harus di waterpas permukaannya serta salah satu
sudutnya harus siku.
3.
Untuk lapisan kedua kita pasang bata
bata melintang diatasnya, yang mana sisi luar bata harus vertical terhadap lapis
ke 1 tadi pada dua bidang.
4.
Begitu seterusnya pemasangan bata
berikutnya silih berganti, sampai terpasang pillar setinggi 15 lapis, cara
pemasangan nya tetap sama, tapi harus hati – hati dalam mengukur ketegakannya,
sehingga didapatkannya pillar benar – benar lurus dan rapi.Dan seterusnya silih
berganti / selang seling.
6.6
Gambar Kerja
PERSPEKTIF
LAPISAN 2
LAPISAN 1
LAY OUT
6.7 Plasteran
6.7.1 Peralatan
dan bahan
Alat:
-
Cangkul - Water
pass
-
Sekop - Jointer
-
Ember - Sikat kawat
-
Palu karet - Meteran
-
Ayakan pasir - Line
bobbyn
-
Jolang -
Sendok spesi
-
Plat siku -
Gerobak dorong
Bahan :
-
Air - Kapur
-
Semen - Pasir
6.7.2Langkah Kerja
1.
Mulai melakukan pemelasteran lapisan
datar, dengan cara mengemprotkan adukan kepermukaan dinding pakai sendok spesi,
dimulai dari kiri ke bawah dan teruskan ke atas sambil maju kekanan.
2.
Jika ada tumpukan adukan yang
menonjol maka kita datarkan dengan ruskam ,di gosokkan sekali jalan arah
melingkar.
3.
Setelah seluruh permukaan sensing di
kemprot dengan lapisan dasar,maka di buat adukan dengan komposisi bagian semen
: 5 bagian kapur untuk plasteran lapisan kedua,adukan di buat kental dan
homogen.
4.
Seandainya dinding yang di plaster
sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari,maka perlu di jaga agar air
adukan plasteran tidak menguap secara drastic keluar, maka harus di tutup
dengan lembaran plastik.
6.4.2
Gambar Kerja
BAB VII
PASANGAN KERAMIK LANTAI
7.1 Tujuan
instruksional khusus
A. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan lantai keramik dengan benar.
B.
Mahasiswa
dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.
7.2 Tujuan instruksional
umum
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa
supaya mengetahui cara untuk memasang
keramik lantai pada pekerjaan suatu proyek dan mampu mengarahkan kepada
mahasiswa untuk dapat memasang lantai
keramikdengan baik dan benar.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa
bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses pemasangan keramik lantai dan mampu menganalisa alat dan bahan
tersebut sesuai dengan fungsinya.
7.3 Prinsip kerja
Prinsip kerja pada pekerjaan ini adalah penempatan keramik harus
sama.Kerataan penempatan diperlukan agar pada saat penempatan diperlukan
waterpass untuk mengukur kerataan penempatan.
7.4 Dasar teori
Pemasangan keramik ini dilakukan dengan mengutamakan
kerataan semen, sebelum dilakukan pemasangan keramik dengan itu setiap bidang
keramik akan terlihat rata, jika diukur dengan menggunakan waterpass. Dan
apabila dalam pemasangan keramik tersebut gunakanlah palu karet untuk
memadatkan keramik dengan semen.
7.5 Alat dan bahan
Alat-alat :
Alat-alat :
1. Sendok
spesi
2. Waterpass
3. Gerobak
dorong
4. Line
bobbyn
5. Ember
6. Kotak
adukan (jolang kecil)
7. Sekop
8. Cangkul
9. Ayakan
pasir
10.
Tongkat ukur
11.
Plat siku
|
Bahan-bahan
:
1. Batu
bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
7.6 Keselamatan
kerja
§
Curahkan perhatian
sepenuhnya pada pekerjaan dan berkosentrasi.
§ Hindari hal-hal yang dapat mengganggu
kelancaran pekerjan.
§ Pakailah sepatu safety dengan pengaman yang
baik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
§ Pergunakan alat-alat kerja sesuai dengan
fungsinya.
§ Perhatikan pekerjaan dengan baik, jangan
sekali-kali lengah.
§ Jalankan pekerjaan sesuai dengan instruksi dari
instruktur.
7.7 Langkah kerja
Ø Bersihkan area yang akan dipasang keramik, sebarkan mortar
kemudian letakkan keramik perlahan – lahan diatas mortar tadi ketuk pelan –
pelan dengan sendok spesi apabila
permukaannya belum waterpas / datar.
Ø Selanjutnya atur spesi kira
– kira 3 mm dengan cara menggeser dengan tangan kiri pelan –pelan bersamaan
waktu diketuk tadi.
Ø Setelah dipasang satu
persatu keramik harus di waterpas supaya sama datar permukaan atasnya dan sama
rata permukaan sampingnya.
Ø Usahakan pasir atau mortar
yang terbuang jangan berserakan diatas keramik hal ini dapat menyebabkan
keramik jadi patah / pecah ketika diketuk.
Ø dalam pemasangan keramik permukaannya jangan
terlalu kotor supaya hemat waktu dan tidak bertambah pekerjaan untuk
membersihkannya setelah proses pemasangan.
7.8 Gambar kerja
|
Gambar Pasangan Keramik
Lantai
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
praktikum di civil workshop yang telah penulis ikuti selama 9 hari, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Pemasangan bata harus di lakukan
dengan teknik yang benar.
2.
Pengukuran dan ketelelitian dalam
bekerja sangat di perlukan agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan.
3.
Penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan belum sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan.
8.2 Saran
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja
dengan lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan
petunjuk dari instruktur.
Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang baik
dan teratur. Dan satu hal lagi yang harus selalu diingat, jangan pernah
membantah petunjuk yang telah diberikan oleh instruktur. Jangan menggangu
teman pada saat bekerja dan jangan bersenda gurau.
“Agar praktek kerja batu
berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap tidak rusak dan lay out/gambar
kerja utamakan keselamatan kerja”.
8.3 Kesan
·
Pernah
terketuk tangan dengan sendok spesi pada saat pemasangan bata dan kecepret air
adukan.
·
Tau bagaimana
lelahnya kerja praktek menjadi tukang.
·
Menjadi
tau bahwa spesi yang biasanya dikerjakan
oleh tukang pada umumnya tidak benar. Karena kalau spesi terlalu tebal atau
lebar maka apa bila adanya guncangan yang misalnya diakibatkan oleh gempa akan
cepat terjadi suatu keretakan pada
sebuah dinding.
·
Dapat
mengetahui bahwa kegunaan sendok spesi untuk mengambil spesi pas untuk satu
pemasangan bata.
·
Akhirnya kami
dapat membedakan jenis-jenis ikatan batu bata.
DAFTAR PUSTAKA
ü httppolban.academia.eduSalmaSTZakiah
TAKARIR
A.
Air adalah air
yang digunakan untuk mengaduk mortal hendaklah yang bersih atau air yang dapat
diminum. Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortal dan merendam batu
bata.
B.
Batu bata
adalah suatu bahan bangunan terbuat dari tanah liat dan tanpa bahan campuran
tambahan. Kemudian dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dikeraskan
melalui pembakaran. Ukuran 52 mm x 115 mm x240 mm. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
C.
Campuran yang
dibuat sesuai standar, mempunyai kualitas yang baik dan kuat mempunyai ukuran yang
sesuai kebutuhan aturan dari pada konstruksi bangunan. Dalam prosess campuran
mempunyai cara dan kebutuhan yang di pakai dalam suatu lokasi yang dipakai pada
tempat tertentu.
D.
Dasar teori
adalah seperangkap konstruksi yang menjadi pokok pemikiran seseorang.
E.
Ember biasanya
digunakan sebagai media untuk membawa air.
F.
Faktor adalah
pokok permasalahan atau asal muasal suatu masalah.
G.
Gerobak dorong
biasanya digunakan untuk mengangkat benda-benda yang berat misalnya pasir atau
benda lainnya.
H.
Homogen
merupakan campuran zat yang senyawa.
I.
Instruktur
adalah pembimbing atau pengajar yang memberi perintah pengerjaan.
J.
Jolang adalah
tempat peletakan mortal sewaktu pemasangan bata atau tempat pengadukan mortal.
K.
Kapur berasal
dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi
tepung. Seperti cair kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan
terhindar dari kelembapan. Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan
sesuai kebutuhan.
L.
Line bobyyn
adalahalat
ini terdiri dari dua potongan kayu yang terbuat sedemikian rupa, yang
dihubungkan dengan benang. Kegunaanya adalah sebagai garis petunjuk kelurusan
pemasangan batu bata .
M.
Mortal adalah campuran
semen pasir dan air yang telah diaduk sebagai bahan untuk pengikat bata.
P.
Plat siku digunakan untuk
menyetel kesikuan pada sudut-sudut pertemuan dinding
R.
Roskam adalah Alat
ini terbuat dari baja, plastik dan kayu,alat ini juga terbuat dari pelat tipis
dan diberi tangkai kayu dibelakangnya. Berguna untuk mendrop mortar pada saat
memplester dinding dan juga untuk menghaluskan permukaan plesteran
S.
Semen adalah
sebagai bahan utama dalam adukan dan semen akan membuka kalau terkena air atau
udara lembab. Untuk mencegah terjadi pengerasan ,semen harus disimpan pada
ruangan tertutup tanpa jendela.
T.
Tujuan khusus
adalah ambisi daripada perintah.
U.
Ukuran adalah
panjang atau lebarnya suatu benda.
W.
Waterpass adalah alat yang terbuat dari alumunium dan
dilengkapi dengan kotak niva,yaitu sebuah tabung yang didalamnya berisi cairan
ether dan ada gelembung udara didalamnya.
PENJURUS
Kata
Penting
|
Kedudukan
Kata Penting
|
Air
|
4
|
Bata
|
1
|
Campuran
|
13
|
Dasar Teori
|
13
|
Ember
|
9
|
Faktor
|
16
|
Gerobak
|
10
|
Homogen
|
14
|
Instruktur
|
18
|
Jolang
|
7
|
Kapur
|
3
|
Line Bobbyn
|
8
|
Mortal
|
12
|
Plat siku
|
6
|
Roskam
|
5
|
Semen
|
2
|
Tujuan Khusus
|
12
|
Ukuran
|
40
|
Waterpass
|
16
|
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar: Pemasangan ½ Batu
Bata Ikatan Biasa
Gambar:Pasangan Ikatan
Jerman
Gambar: Pasangan Gigi Jatuh
Gambar: Pemasangan job kombinasi
Gambar: Pemasangan plesteran
Gambar: Pemasangan keramik (di bagian belakang)
Itulah seikit tentang contoh laporan kerja batu yang masih begitu banyak keurangannya, jika memungkinkan sobat-sobat bisa merevisinya untuk menjadi contoh laporan batu yang lebih baik
Belum ada tanggapan untuk "LAPORAN KERJA BATU"
Posting Komentar