BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini membuat suatu
perusahaan sangat tergantung pada system informasi yang memiliki kemampuan
beroperasi secara efektif. sistem informasi yang berbasis
teknologi menyebabkan tidak hanya membawa pengaruh pada pengelolaan suatu
perusahaan, tetapi juga telah memberikan pengaruh yang signifikan pada sistem
informasi akuntansi organisasi bisnis. Perkembangan yang telah terjadi
menunjukan bahwa teknologi informasi saat ini bukan menjadi tuntutan lagi bagi
perusahaan atau organisasi, melainkan sudah menjadi kebutuhan untuk menunjukan
kerja entitas perusahaan atau organisasi tersebut.
Sekarang
ini perusahaan dihadapkan dalam lingkungan yang berubah-ubah dan sangat
komperatif. Untuk itu peran teknologi informasi sangatlah penting perubahan
untuk membantu dalam perbaikan proses bisnis dan pengambilan keputusan. Proses
bisnis dan pengambilan keputusan akan lebih baik lagi apabila perusahaan
melakukan penerapan teknologi informasi dengan baik dan benar sehingga
dibutuhkan proses pengendalian intern yang baik terhadap aplikasi-aplikasi
teknologi informasi yang ada dalam perusahaan.
Salah
satu sistem informasi yang digunakan dalam perusahaan adalah sistem informasi
akuntansi. Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk
mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.(George,2006).
Sistem
Informasi Akuntansi merupakan variabel paling mempengaruhi kinerja keuangan. Beberapa organisasi bisnis
mendapatkan keunggulan kompetitif dengan melengkapi sistem informasi baru. Pemakaian sistem informasi
dilandasi dengan prinsip yang mampu memotivasi pemakai sistem untuk bertindak
sesuai dengan (comply) dan sesuai (conform) keyakinannya atas pentingnya sistem
informasi tersebut . Sistem
Informasi akuntansi diperlukan dalam mengendalikan manajemen suatu organisasi.
Peranan yang dapat diberikan oleh Sistem Informasi Akuntansi dalam sistem
pengendalian intern.
BUMN
menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan
nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa
bagi masyarakat.
Pada BUMN sendiri sudah menggunakan system informasi
akuntansi dalam kegiatan operasionalnya, dimana Teknologi
informasi dalam hal ini merupakan salah satu tiang penopang keberhasilan dalam
era globalisasi. Namun seiring berjalannya waktu teknologi pun kerap terjadinya
berbagai permasalahan dikarenakan tidak adanya internal control didalamnya
serta melemahnya faktor penunjang efektifitas system teknologi yang ada. fenomena
tersebut marak terjadi diperusahaan – perusahaan BUMN, dimana pada tahun 2007
bahwa beberapa BUMN tidak mau diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan
hanya mau diperiksa oleh kantor akuntan publik dalam mengaudit laporan
keuangan. Tentunya hal ini mengundang pertanyaan, apakah antara BUMN dan kantor
akuntan publik terlibat dalam suatu bisnis yang cukup besar, dan tentunya akan
menimbulkan anggapan dikalangan BPK bahwa terjadi suatu indikasi kecurangan
antara BUMN dengan kantor akuntan publik. (Ariyani
dalam Tiara, 2014). Fenomena tersebut diperkuat dengan pernyataan Achsanul Qosasi Anggota VII BPK
Bidang BUMN yang menyatakan bahwa Badan
pemeriksaan Keuangan (BPK) menemukan masalah pengelolaan keuangan pada BUMN
senilai Rp 8,6 Triliun dengan temuan berdampak financial yakni kerugian Rp 88,9
Milyar dan potensi kerugian Rp 692,2 Miliar (Bus,2015).
Adapun
faktor yang mempengaruhi terjadinya fenomena kecurangan dalam Sistem Informasi akuntansi
diantaranya adalah ketidakefektifan pengendalian internal dan kesesuaian
kompensasi. Hal
ini juga ditegaskan oleh Monica dalam
Tiara 2014 mengatakan bahwa untuk mendapatkan
hasil monitoring yang baik diperlukan pengendalian internal yang efektif.
Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian,
penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu,
pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi
bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan.
Pengendalian kecurangan dalam sistem informasi
akuntansi dapat dihindari jika efektivitas pengendalian internal
berjalan baik dimana
dengan adanya pengendalian internal yang kuat maka akan lebih aman terhindar
dari segala bentuk kecurangan yang dilakukan di dalam perusahan. Sistem
informasi akuntansi yang efektif itu
sendiri dapat
memberikan nilai tambah kepada perusahaan dan pengendalian intern berpengaruh
positif dan signifikan antara efektifitas system informasi akuntansi terhadap
kinerja karyawan (Ni luh,dkk.2015).
Sedangkan fenomena
yang terjadi disebabkan oleh melemahnya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja system informasi akuntansi serta
kurangya efektifitas pelaksanaan system pengendalian Internal dalam perusahaan
tersebut.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi dengan
judul: “Pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap
Efektifitas sistem pengendalian Internal (Survei pada perusahaan BUMN di Kota
Lhokseumawe)”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam
penelitian ini adalah : “Apakah Sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap Efektifitas
sistem pengendalian Internal (Survei pada perusahaan BUMN di Kota
Lhokseumawe)”?
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Sistem informasi akuntansi Berpengaruh terhadap
Efektifitas sistem pengendalian Internal (Survei pada perusahaan BUMN di Kota
Lhokseumawe).
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi
BUMN Kota Lhokseumawe
Sebagai
informasi tambahan bagi BUMN Kota Lhokseumawe
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap efektifitas Sistem
pengendalian internal.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya terutama yang berminat untuk mengkaji tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap efektifitas Sistem
pengendalian internal.
1.5 Ruang Lingkup
Untuk lebih
terarahnya penelitian ini, maka penulis hanya membatasi pada Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Sistem pengendalian internal
pada BUMN Kota Lhokseumawe.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Landasan
Teoritis
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem
informasi akuntansi dapat diselenggarakan sepenuhnya memanfaatkan teknologi
komputer dan teknologi informasi terbaru, atau dapat berupa kombinasi antara
keduanya. Menurut Wing Wahyu dalam Narinda
2013 mendefinisikan sebagai berikut:
Sistem
informasi akuntansi adalah sekumpulan perangkat sistem yang berfungsi untuk
mencatat data transaksi, mengolah data, dan menyajikan informasi akuntansi
kepada pihak internal (manajemen
perusahaan) dan pihak eksternal (pembeli,
pemasok, pemerintah, kreditur, dan sebagainya).
Krismiaji (2010: 4) mengemukakan
bahwa : “Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data
dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”. Dalam suatu perusahaan, penerapan
sistem informasi akuntansi memiliki hubungan dengan sistem-sistem yang lebih
besar maupun lebih kecil. Lain halnya menurut Azhar Susanto Dalam Narinda (2013),
mendefinisikan “sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan-kumpulan dari
sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data
transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
Sedangkan menurut George (2006:03)
Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke
dalam informasi.
Berdasarkan pengertian sistem
informasi akuntansi yang diuraikan, dapat diketahui bahwa sistem informasi
akuntansi terdiri dari koordinasi manusia, alat, dan metode yang terdiri dari
formulir-formulir, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang berintegrasi dalam
suatu kerangka yang tersusun, dan saling berhubungan satu sama lainnya untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang dapat dipercaya.
2.2 Unsur – unsur Sistem Informasi Akuntansi
Menurut
Mulyadi (2008:3) unsur-unsur sistem akuntansi adalah “Unsur suatu sistem
informasi akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal,
buku besar, buku pembantu dan laporan”.
Menurut La
Midjan dan Susanto dalam Narinda mengemukakan unsur-unsur sistem informasi
akuntansi sebagai berikut :
Setiap perusahaan apapun jenisnya,
sistem informasi akuntansi akan disusun dari seperangkat formulir yang dicetak,
catatan-catatan(buku-buku jurnal, buku besar, maupun register antara lain
kartu-kartu gudang kas dan lain-lain) laporan kegiatan tata usaha dengan atau
tanpa menggunakan mesin dan peralatan.
Sedangkan Menurut Putri catalya (2014) Salah satu
unsur pokok SPI adalah sistem wewenang dan prosedurpencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya unsur Sistem Informasi
Akuntansi ini dikoordinasikan untuk menyediakan berbagai informasi tentang
keuangan yang terjadi pada perusahaan, oleh karena itu peranan sistem informasi
akuntansi sangatlah penting guna membantu perusahaan dalam melaporkan posisi
keuangannya Serta melindungi aset perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi
akuntansi, sangatlah sulit bagi perusahaan dalam menjalankan proses
keuangannya.
2.3 Tujuan dan Fungsi Sistem
Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi yang
diterapkan dalam suatu perusahaan belum tentu cocok diterapkan dalam perusahaan
lain. Hal ini disebabkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi untuk suatu
perusahaan sangat tergantung pada jenis perusahaan, organisasi perusahaan, dan
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan perusahaan serta persepsi manajemen
mengenai sistem informasi akuntansi tersebut.
Tujuan dari sistem informasi
akuntansi menurut La Midjan dan Susanto dalam Narinda, adalah:
1. Untuk
meningkatkan informasi Yaitu informasi yang tepat guna, tercepat dan tepat
waktu.
2. Untuk
meningkatkan sistem internal cek (pengendalian intern)
Yaitu pengendalian intern yang
diperlukan agar dapat mengamankan harta perusahaan. Hal ini berarti sistem
informasi akuntansi yang disusun juga harus mengandung pengendalian intern
(internal cek).
3. Harus
dapat menekan biaya tata usaha
Yaitu
berarti biaya usaha untuk menyusun sistem akuntansi (biaya tata usaha berupa tenaga,
alat tulis dan kertas) harus seefisien mungkin.
Sedangkan
menurut Lilis puspitawati (2011) Tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyajikan informasi sebagai
pendukung pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian dan perbaikan
selanjutnya.
2.
Untuk menyajikan informasi sebagai pendukung kegiatan
operasional sehari-hari.
3.
Untuk menyajikan informasi yang berkenaan dengan
kepengurusan/struktur manajemen.
Selanjutnya
Mulyadi (2008: 19) Menjelaskan tujuan sistem akuntansi memiliki beberapa tujuan
diantaranya untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru,
untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya, untuk memperbaiki
pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat
keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan
catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan
perusahaan, untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Tujuan penyusunan sistem informasi
akuntansi berdasarkan uraian diatas dalam mempertimbangkan suatu sistem
akuntansi untuk meningkatkan informasi internal cek (pengendalian intern) harus
senantiasa memperhatikan keseimbangan antar manfaat dan biaya sehingga akhirnya
dipilih jalan tengah yaitu biaya-biaya tidak terlalu besar tetapi pengendalian
intern atau informasi yang dibutuhkan cukup bisa diperhatikan. sistem informasi
akuntansi juga diperlukan sebagai pendukung pengambilan keputusan serta
penyajian informasi berkenaan dengan operasional dan struktur manajemen.
2.1.4 Pengertian
Pengendalian Intern
Pada
dasarnya, pengendalian intern mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi
perusahaan. Bagi manajemen pengendalian intern merupakan alat dalam
melaksanakan tugasnya, menilai organisasi yang ada dan operasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Dimana
semua ini bertujuan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kecurangan serta
kesalahan.
Menurut IAIP
dalam Sukrisno Agoes, pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel
lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini (a) keandalan laporan keuangan,(b)
efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hokum dan
peraturan yang berlaku. Sedangkan Menurut The Committee 0f Sponsoring Comission
Organization (COSO) dalam Budianto (2006)
Pengendalian Intern adalah :
“Suatu
proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen maupun
personel lain dalam usaha lainnya yang dirancang untuk memberi keyakinan yang
memadai dengan pencapaian tujuan sebagai berikut: (a) keandalan laporan
keuangan, (b) kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan
(c) efektifitas dan efesiensi operasi.”
Adapun
pengendalian intern menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2009:319.2) sebagai berikut :
“Pengendalian
intern adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan,
(b) efektifitas dan efesiensi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku”.
Selanjutnya
Krismiaji (2005:218) menyatakan “pengendalian intern adalah rencana organisasi
dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk
mendorong ditaatinya kebijakan manajemen”.
Rama,Dasaratha
juga menjelaskan pengendalian internal mencakup kebijakan atau prosedur serta system
informasi yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kerugian atau
korupsi dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2008 : 163), menyatakan
bahwa, “Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorongdipatuhinya
kebijakan manajemen.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern merupakan suatu proses untuk pencapaian tujuan yang
meliputi keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku serta mendorong dan memperbaiki efesiensi jalannya suatu organisasi.
Oleh karena itu menjadi tanggung jawab pimpinan untuk mengadakan suatu pengendalian intern yang
baik. Karena dengan adanya pengendalian intern yang baik dapat menekan
terjadinya kesalahan, penyelewangan dan ketidakefesienan yang dapat merugikan
perusahaan serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2.5
Tujuan Pengendalian Intern
Pada
dasarnya pengendalian intern suatu badan
usaha perlu disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan hasil yang baik
seperti yang diharapkan dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengendalian intern dirancang
untuk menjamin kewajaran catatan keuangan dan mengamankan harta milik
perusahaan.
The Committee Of Sponsoring
Comission Organization (COSO) dalam Fera Rita Efendi (2011) menjelaskan tujuan pengendalian intern adalah
sebagai berikut :
1.
Efektifitas dan
efesiensi operasional organisas
2.
Keandalan
pelaporan keuangan
3.
Kesesuaian
dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Sedangkan
menurut Mulyadi (2008:180)
Tujuan Pokok Pengendalian intern sebagai berikut:
1.
Keandalan informasi keuangan
2.
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku
3.
Efektivitas dan efesiensi
Selanjutnya Warren, James dan Philip
dalam Fera Rita Efendi (2011) mengemukakan tujuan pengendalian
internal adalah memberikan jaminan yang wajar bahwa:
1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk
pencapaian tujuan usaha.
2. Informasi bisnis akurat.
3. Karyawan mematuhi peraturan dan
ketentuan.
Berdasarkan
pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern adalah untuk
menjaga semua kekayaan organisasi. Guna mengindari pemborosan, pencurian,
penggelapan, kesalahan dan lain sebagainya dengan menyajikan data akuntansi
yang handal dan akurat dengan memberikan kebijakan kepada setiap jenjang
organisasi untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian tanpa adanya struktur pengendalian intern yang baik dalam
perusahaan maka akan
mengakibatkan timbulnya kemungkinan untuk mengadakan penyelewengan sehingga
tujuan perusahaan tidak tercapai.
2.6
Unsur – unsur Pengendalian Intern
Didalam suatu pengendalian intern terdapat
unsur-unsur yang menjadi dasar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan suatu usaha akan tercapai dengan baik.
Adapun unsur-unsur pengendalian intern menurut The Commitee of Sponsoring
Comission Organization (COSO) dalam Rama Dasaratha (2008:134) meliputi:
1.
Lingkungan
Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan
pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian yang ada diorganisasi tersebut. Lingkungan pengendalian
ini sangat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern
yang lain.
2.
Penilaian Risiko
(Risk Assesment)
Semua
organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktifitas, baik aktifitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan
non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat
dianalisis dan evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan
yang dapat meminimalkannya.
3.
Prosedur
pengendalian (Control procedure)
Prosedur
pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin
tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidak
beresan dan kesalahan. Prosedur pengendalian hal-hal sebagai berikut: personil
yang kompoten, mutasi tugas dan cuti wajib, pelimpahan tanggung jawab,
pemisahan tanggung jawab, pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait,
pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
4.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan
terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta
meningkatakan efektifitas pengendalian. Pengendalian intern dapat dimonitor
dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen.
5.
Informasi dan
Komunikasi (Information and Communication)
Informasi
dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern
perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penialaian risiko,
prosedur pengendalian dan monitoring.
Sedangkan
Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) (2009:319.2)
menjelaskan Pengendalian Intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait
yaitu sebagai berikut:
1.
Lingkungan
pengendalian
Menetapkan
corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur
2.
Penaksiran
Risiko
Adalah
identifikasi entitas dan analisis risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3.
Aktifitas Pengendalian
Adalah
kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen
dilaksanakan.
4.
Informasi dan
Komunikasi
Adalah
pengindentifikasi, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tangggung jawab mereka.
5.
Pemantauan
Adalah
proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Dari beberapa kutipan di atas, jelasnya bahwa
pengendalian intern terdiri dari beberapa unsur pokok yaitu
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktifitas
pengendalian, dan pemantauan.
dengan adanya unsur-unsur pengendalian tersebut akan menyediakan disiplin
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola,
menentukan kualitas kinerja, pelaksanaan tanggunng jawab dapat diterapkan agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan maka akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan suatu
usaha akan tercapai.
2.7
Pengertian BUMN
Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN)
adalah
badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan Sedangkan Menurut
UU RI No.19 Tahun 2003, Pengertian BUMN adalah badan usaha
yang baik seluruh maupun sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara, di mana
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
terpisahkan.
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
memiliki peran yang sangat penting dalam mengasilkan berbagai macam barang dan
jasa untuk mewujudkan cita cita bangsa Indonesia, yaitu kesejahteraan untuk
rakyat. BUMN mencakup berbagai sektor, seperti halnya sektor keuangan, sektor
industri, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor
transportasi dan lain sebagainya.
2.1.8 Hubungan SIA Terhadap Efektifitas
pengendalian Intern
Hubungan Sistem Pengendaliam Internal dengan Sistem Informasi
Akuntansi, adalah dapat memenuhi fungsinya untuk menghasilkan informasi
akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya serta resiko terjadinya
kekeliruan dalam pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasiakan sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian.
Sistem informasi akuntansi
didalamnya mengandung unsur-unsur pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak
dapat menjalankan pengendalian-pengendalian yang diterapkannya dengan baik.
Karena pengendalian tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-kecurangan yang dilakukan
dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika penyimpangan dan kecurangan sudah
terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan terancam keselamatannya dan
aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien. Menurut Davia dalam Tiara (2014) Jika pengendalian internal
telah dirancang dengan baik dan efektif maka dapat melindungi dari adanya kecurangan termasuk
apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi,
termasuk kecurangan dalam system Informasi Akuntansi.
2.2 Peneliti Sebelumnya
Dalam
hal ini penelitian sebelumnya dipakai untuk memperkuat referensi dan merperkaya
khasanah penelitian Pengaruh Sistem Informasi
Akuntansi terhadap Efektifitas pengendalian internal pada BUMN Kota Lhokseumawe bagi peneliti selanjutnya
. Berikut ini ada beberapa judul penelitian terdahulu
yang penulis gunakan sebagai referensi :
No
|
Nama Peneliti
|
Judul Penelitian
|
Indikator
|
Hasil Penelitian
|
1
|
Moch Nurdin Ismail (2012)
|
Pengaruh Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan
Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Penjualan Studi
Kasus Pt Inti (Persero)
|
a. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
b. Efektifitas pengendalian intern penjualan
|
Dalam penelitian tersebut
disimpulkan bahwa adanya
pengaruh signifikan penerapan sistem informasi
akuntansi penjualan terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan PT INTI
(Persero) adalah
sebesar 59,9%.
|
2
|
Tiara Delfi, Anugerah,
Al Azhar
Desmiyawati (2014)
|
Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal Dan Kesesuaian Kompensasi
Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Survey Pada Perusahaan BUMN
Cabang Pekanbaru)
|
a.
Efektifitas pengendalian intern
b.
Kesesuaian kompensasi terhadap
kecurangan akuntansi
|
Dalam
penelitian tersebut disimpulkan bahwa Hasil penelitian ini
hanya dapat menggeneralisir terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi
para staff akuntansi dan staff keuangan di Perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru
|
3
|
Desi Surahman (2012)
|
Pengaruh pengendalian internal terhadap pemberian kredit (Sensus pada
lembaga Microfinance di wilayah
Kota Lhokseumawe)
|
a.
Efektifitas pengendalian intern
b.
Prosedur pemberian kredit
|
Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa Adanya pengaruh yang signifikan antara pengendalian intern terhadap
pemberian kredit pada Microfinance di
Lhokseumawe.
|
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilkukan pada perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yng
ada dikota Lhokseumawe. Adapun objek yang menjadi penelitian adalah Supervisor,
Manager, dan Partner Auditor Internal yang sedang bertugas pada BUMN. Adapun
Lokasi penelitian ini adalah setiap Perusahaan BUMN yang khusus berada di Kota
Lhokseumawe.
3.2 Populasi
dan Sampel
Menurut
Sugiyono (2005:55), Populasi target adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang populasi target adalah jumlah keseluruhan audit
internal dan staf auditor internal yang sedang bertugas pada perusahaan BUMN.
Sampel
merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Dalam penelitin ini teknik pengambilan sampel yang digunakan teknik
Perpose sampling yaitu pengembilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.
3.2.1
Responden
Menurut
Marhaendro (2010:1) responden adalah orang yang dapat merespon, memberikan
informasi tentang data penelitian, sehingga jumlah dari responden adalah 37
orang auditor internal yang bertugas pada perusahaan BUMN yang ada dikota
Lhokseumawe.
NO
|
NAMA
PERUSAHAAN
|
AUDITOR
INTERNAL
|
1
|
PT.
Asuransi Jasa Raharja (Persero)
|
3
|
2
|
PT.
Asuransi Jiwasraya (Persero)
|
3
|
3
|
PT. BPJS (
Persero)
|
3
|
4
|
PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk
|
4
|
5
|
PT. Bank
Negara Indonesia (Persero)Tbk
|
4
|
6
|
PT. Bank
Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk
|
4
|
7
|
PT. Bank
Tabungan Negara ( Persero) Tbk
|
4
|
8
|
Perum
Bulog
|
3
|
9
|
PT. Pegadaian (Perseo)
|
3
|
10
|
PT. Pos
Indonesia ( Persero)
|
3
|
11
|
PT.
Jamsostek (Persero)
|
3
|
|
Jumlah Auditor Internal
|
37
|
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah :
1. Field
Research ( Penelitian lapangan), yaitu
penelitian langsung dilakukan terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data
primer yaitu pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti (Ridwan
dalam Desi Surahman, 2012). Data primer dalam penelitian ini adalah data pada
perusahaan BUMN yang ada dikota Lhokseumawe yang diperoleh melalui kuisioner
yaitu dengan cara menyebarkan data pertanyaan kepada responden yang berisikan
pertanyaan dan alternative jawaban yang berhubungan dengan permasalahan.
2. Kuisioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden tentang pribadinya tau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal berkaitan
dengan pengendalian intern dan Sistem Informasi Akuntansi pada BUMN kota
Lhokseumawe.
3. Library Research, yaitu pengumpulan data
melalui referensi-referensi perpustakaan atau internet dan sumber lainnya.
3.5 Definisi
Operasional Variabel
Agar tidak
terjadi kesimpangsiuran pemahaman terhadap konsep-konsep yang dibahas dalam penulisan
ini, dalam penelitian ini menggunakan variable dependen dan variable
Independen. Adapun variable dependen dalam penelitian ini adalah Efektivitas
Pengendalian Intern (Y) Selanjutnya yang menjadi variable Independen adalah Sistem
Informasi Akuntansi (X).
Variabel
|
Konsep Teori
|
Indikator
|
Skala
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Sistem
Informasi Akuntansi (X)
|
Sistem informasi akuntansi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi
yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.
(Krismiaji,2010:4).
|
·
Pembuatan formulir Atau laporan menggunakan system.
·
Keakuratan data Akuntansi
·
laporan kegiatan dengan atau tanpa menggunakan mesin dan
peralatan.
|
Ordinasl
|
Pengendalian
Intern (Y)
|
Pengendalian intern terdiri dari beberapa unsur pokok
yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi,
aktifitas pengendalian, dan pemantauan. ( IAI,2001:319.2)
|
·
Penilaian Lingkungan pengendalian
Pada perusahaan
·
Penaksiran resiko Sistem Informasi
Akuntansi yang digunakan
·
Informasi dan Komunikasi
·
Aktifitas pengendalian terhadap
Sistem Informasi Akuntansi.
·
Pemantauan terhadap SIA
|
Ordinal
|
3.5
Pengujian
Validitas dan Reabilitas
3.5.1
Uji
Validitas
Uji validitas dilakukan
untuk melihat apakah instrument yang digunakan mengukur apa yang seharusnya
diukur ( Sugiyono,2003:152). Untuk pengujian validitas tiap butir digunakan
analisis item, yaitu mengoreksikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir. Dalam hal analisis item ini menggunakan teknik korelasi
product moment.
3.5.2
Uji
Reliabilitas
Konsep Reliabilitas dapat
dipahami melalui ide dasar tersebut yaitu konsistensi. Pengujian terhadap
konsistensi internal yang dimiliki oleh suatu instrument merupakan alternative
lain yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk menguji reabilitas, disamping
pengukuran koefesien stabilitas dan ekuivalensi. Konsep reliabilitas menurut
pendekatan ini adalah konsistensi diantara butir-butir pertanyaan dalam satu
instrument.
Sugiyono (2003;153) menyatakan
pengujian realibilitas instrument secara internal dapat dilakukan dengan
menggunakan teknin. Alat uji yang digunakan adalah Uji Alfa Cronbach. Uji ini dilakukan untuk melihat konsistensi
responden dalam menjawab semua butir pertanyaan.
Keputusan Uji Reabilitas
ditentukan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
1.
Jika reabilitas
internal seluruh item ( r1
) > rtabel
( taraf signifikan 5%) maka
instrument dapat dipercaya.
2. Jika reliabilitas internal seluruh
item ( r1 ) < rtabel ( taraf signifikan 5%) maka instrument tidak dapat
dipercaya.
3.6
Metode Analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode analisis data kuantitatif. Yaitu metode analisis data
yang menggunakan perhitungan angka-angka yang nantinya akan dipergunakan untuk
mengambil suatu keputusan di dalam memcahkan masalah. Sedangkan alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana.
Bentuk formula dari regresi linear sederhana adalah :
Y =
α + Bx + e
Dimana : Y :
Efektifitas pengendlian intern
α : Konstanta
b
: koefesien regresi
X :
Sistem Informasi Akuntansi
e
: Error term
3.7
Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk
menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistic. Pengujian
normalitas data menggunakan Test Of
Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS Versi 18.
Dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (asymptotic
significance), yaitu :
a. Jika probabilitas >0,05 Maka
distribusi dari populasi adalah normal
b. Jika probabilitas <0,05 Maka
populasi tidak berdistribusi normal
3.8
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menguji
hipotesis-hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana yaitu
menghubungkan satu variable independen dengan variable variable dependen.
Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut digunakan uji-t dan
uji-f.
3.8.1
Pengujian Hipotesis (Uji t)
Hipotesis yang akan diuji dibuktikan
dalam penelitian ini berhubungan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang
signifikan antara Sistem Infomasi akuntansi (Variabel X) terhadap efektifitas
pengendalian Intern (Variabel Y). Uji t ini digunakan untuk uji hipotesis atau
pengujian signifikan koefisien korelasi product momen (r) dengan rumus sebagai
berikut :(Sugiyono,2003:184).
Langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1. Merumuskan Hipotesis
Ho :β = 0, tidak ada pengaruh yang
signifikan dari Sistem Informasi
Akuntansi terhadap efektifitas pengendalian internal.
Ha : β ≠ 0, Ada pengaruh signifikan
dari Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal.
2. Menghitung koefisien korelasi dengan
korelasi product moment
3. Mencari harga t hitung
4. Harga t hitung tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan harga t table
5. Menarik kesimpulan dari hipotesis.
3.8.2
Uji Statistik F
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
signifikan pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara
bersama-sama atau secara keseluruhan (uji hipotesis pertama). Untuk menghitung
nilai F Hitungan digunakan rumus (Gujarati dalam Desi Surahman,2012).
Dimana
:
R
: koefesien determinasi
k :Jumlah Variabel bebas
n : Jumlah sampel
k
:Jumlah Variabel bebas
n
: Jumlah sampel
Hasil
perhitungan Fhitung yang selanjutnya dibandingkan
dengan Ftabel dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) dengan
criteria keputusan sebagai berikut :
Jika Fhitung
≤ Ftabel : H diterima atau Ha ditolak
Jika
Fhitung > Ftabel : H ditolak atau Ha
diterima
3.9
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah salah
satu nilai statistic yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara
dua variable. Nilai koefisien determinasi yang biasanya diberi symbol R menunjukan hubungan pengaruh antara dua variable
independen dan variable dependen dari hasil perhitungan tertentu. Dedangkan r
digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara tiap variable X terhadap
Variabel Y Secara parsial.
DAFTAR PUSTAKA
Desi Surahman. 2012. Pengaruh
Pengendalian internal terhadap pemberian kredit sensus pada lembaga
Microfinance wilayah kota Lhokseumawe. STIE Lhokseumawe
Fera Rita
Efendi (2011). Sistem pengendalian Intern
Kliring pada Kantor Bank Indonesia
Lhokseumawe. Poltiteknik Lhokseumawe.
George H. Bodnar dan Wiliam S. Hopwood. 2006. Auditing 2008. Salemba Empat : Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar
Akuntansi Keuangan. 2009. Standar Akuntansi Keuangan,
Jakarta : Salemba Empat.
Krismiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi edisi
ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi IlmuYKPN.
Lilis
puspitawati & Sri Dewi Anggadini. 2011.
Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta : Graha Ilmu
Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit SalembaEmpat
Moch Nurdin Ismail.2012. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan
StudiKasus Pt Inti (Persero). Universitas
Telkom
Narinda. 2013. Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Terhadap Peningkatan
Pengendalian Intern Penjualan Perusahaan Pada
Acb Swalayan Banjarsari. Http://Andarasuharman.Blogspot.Co.Id/2013/11/Skripsi-Pengaruh-Penerapan-Sistem.Html.
Universitas
Galuh Ciamis.
Ni Luh Putu. 2014.Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan
Aturan Akuntansi Dan Asimetri Informasi Pada Akuntabilitas Organisasi Dengan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Sebagai Variabel Intervening. Universitas
Udayana Denpasar.
Rama,Dasaratha.2008.
Sistem Informasi Akuntansi. Salemba
Empat: Jakarta
Putri Catalya. 2014. Analisis
Dampak Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning (Erp) Terhadap
Efektivitas Pengendalian Internal Bumn Dalam Pelaporan Keuangan Di Indonesia.
Universitas Dipenogoro.
Sukrisno Agoes. 2012. Auditing 2008. Salemba
Empat : Jakarta.
Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi
edisi pertama. Bandung: Lingga Jaya
Sugiyono. (2005) . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D cetakan
ke-10. Bandung: Alfabeta
Skala News. 2015. BPK
Temukan Kecurangan Keuangan BUMN Rp8,6 Triliun.http://skalanews.com/berita/nasional/umum/216047-bpk-temukan-kecurangan-keuangan-bumn-rp86-triliun.
diakses 01 Oktober 2016.
Tiara Delfi, dkk.2014 Pengaruh
Efektifitas Pengendalian Internal Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Survey Pada Perusahaan BUMN Cabang
Pekanbaru) .Universitas
Riau.
8 Tanggapan untuk "Pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap Efektifitas sistem pengendalian Internal "
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html. TOLONG DI HAPUS
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html......... SEGERA DI HAPUS
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html. SEGERA
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html. DI HAPUS YA
http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-sistem-informasi-akuntansi.html. HAPUS
gan boleh tau siapa nama dan lokasi kuliahnya ? kalau bisa kirim cover nya gan hehe
terimakasih. yg skripsi ini ya gan
comment sebelumnya di post yang lain salah
makasi lg ya gan
ditunggu balesannya :D
gan, boleh tau nama dan tempat kuliah nya dimana ?
atau cover skripsi nya :D kalau bisa kirim
makasi sebelumnya
Posting Komentar