Makalah Komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkanatas berkah dan rahmat dariAllah SWT yang telah memberikat berkat kesehatan dan nikmat berfikir bagi kamiuntuk dapat menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “ komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi”
Makalah ini disusun untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pembacanya khususnya dalam hal untuk mengetahui tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan wanita yang mengalami gangguan reproduksi
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk  memperbaikinan menambah penulisan dan kelengkapan isi makalah ini.
Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Harapan kami semoga makalah  ini bermanfaat bagi kelompok kami sendiri khususnya, teman-teman sependidikan kebidanan dan bagi siapapun yang membacanya.

                                                           

LHOKSEUMAWE,


penulis

-------------------------------------------------------------------------------------




BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya. 
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan. 
Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.
Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma. 
Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. 
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium. 
Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun.
Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.
Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker rahim. 
1.2         Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah masalah yang dapat di identifikasi dari system Reproduksi, gangguan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular.
1.3         Tujuan
Untuk mengetahui masalah-masalah atau gangguan-gangguan yang dapat timbul pada system atau alat reproduksi beserta tanda dan gejalanya.
1.4         Manfaat
Dapat mengetahui lebih dini gangguan-gangguan yang akan muncul pada system atau alat reproduksi.

-------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi Pada Wanita dengan Gangguan Sistem Reproduksi
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental
1.       Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
A.      Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
            Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
            Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker serviks
            Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
               Pendarahan setelah senggama/berhubungan
               Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
               Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
               Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
               Nyeri ketika berhubungan seksual.
B.      Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
 Penyebab dari Vaginitis
             Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.
·             Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
·             Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
              Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala :
               Pruritus vulvae
               Nyeri vagina yang hebat
               Disuria eksterna dan interna
               Rash pada vulva
               Eritematosa
               Sekret khas seperti keju lembut.
               Secret banyak dan bau busuk
               Edema vulva
               Vagina berbau busuk dan amis
               Perdarahan pervaginam
               Dispareunia
C.      Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
               Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
               Jamur : kandida albikan.
               Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
               Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
               Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
            Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
·             Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
           Terdapat abses pada daerah kelamin
            Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
D.        Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat.
               Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
               Zat tambahan pada makanan
               Kurang olah raga
               Terpapar denga polusi dan agen infeksius
               Sering stress
Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
               menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
               perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
               nyeri saat bersenggama.
               perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
                   Gangguan haid
·              Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
               Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
·             Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
               Asites
               Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
               Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
               Gangguan buang air besar dan kecil.
               Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.    Pengkajian.
a.    Pola sehat sakit
Riwayat penyakit sekarang :  PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
b.    Pola aktivitas sehari – hari
                  Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi.
·                   EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi / oliguri
               Istirahat / tidur
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya inflamasi dan adanya rasa nyeri.
o    Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya

c.       Riwayat psikologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
d.         Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.

 e.                 Riwayat kep
Fisiologis
           Apakah klien mempunyai kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan gangguan dalam sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.
           Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu sistem reproduksi, misal : terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi, riwayat konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
       Apakah klien beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
            Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada sistem reproduksinya, Misalmenyangkal adanya gejala PMS, disfungsi ereksi, depresi.
Sosial kultural
             Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg menempatkan klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk mematuhi arahan tenaga medis, Misal Klien hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah tapi tidak mampu memenuhi resep dengan biaya yang lebih mahal.

-------------------------------------------------------------------------------------

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
3.2       Saran
3.2.1    Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 3.2.2   Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif

-------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya

http://ayubiedary.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sistem-pelayanan-kesehatan.html
http://kia029.blogspot.com/




Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Makalah Komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi"