MAKALAH PERENCANAAN LPI
_______________________________________________________________
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Para
pakar menajemen mengatakan bahwa apabila perencanaan telah selesai dan
dilakukan dengan benar maka sebagian pekerjaan besar telah selesai
dilaksanakan. Karena perencanaan adalah fungsi manajemen yang menentukan secara
jelas pemilihan pola-pola pengarah untuk para pengambil keputusan dalam suatu
kurun waktu tertentudan mengarah pada tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Lembaga
Pendidikan merupakan suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang kedalam
alur berfikir yang teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya Pendidikan
adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga
pendidikan kerap-kali dihadapkan pada problem-problem sistem pembelajaran, mulai
dari penyiapan sarana dan prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada
penyiapan proses.
Perencanaan adalah sesuatu yang
penting sebelum melakukan sesuatu yang lain. Perencanaan dianggap penting
karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang
ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah
jika tidak ada perencaan yang matang, perencaan yang matang dan disusun dengan
baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin
menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan dalam sebuah lembaga
dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang manajer
dalam usahanya untukmengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.
Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat dipahami perencanaan menentukan berhasil tidaknya suatu
program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung
gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada
perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal. Hal tersebut juga berlaku
dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan, lebih khusus lembaga pendidikan
Islam. Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai perencanaan yang baik akan
mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin memperjelas posisi perencanaan
dalam sebuah lembaga. Untuk
memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan, dengan perencanaan
akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar menurut
tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi arah bagi ketercapaian
tujuan sebuah sistem, karena pada dasarnya sistem akan berjalan dengan baik
jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap matang dan baik jika
memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Arti
Pentingnya Perencanaan
Perencanaan
mempunyai posisi yang penting dalam sebuah organisasi, tanpa adanya perencanaan
maka jalannya organisi tidak jelas arah dan tujuannya. Oleh Karena itu
perencanaan penting karena, pertama
dengan adanya perencanaan diharapan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan. Kedua, dengan perencanaan,
maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan
yang akan dilalui. Ketiga, perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara terbaik
atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Keempat, dengan perencanaan dapat
dilakukan skala prioritas. Kelima,
dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan. Dengan demikian perencanaan mempunyai peranan penting
dalam organisasi publik maupun dalam organisasi yang bersifat pribadi. Dengan
adanya perencanaan akan dimungkinkan untuk memprediksi kerja dimasa yang akan
datang, bahkan akan mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai
Adapun Arti
penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien
dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat
perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-erubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi
persesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan tanggung jawab lebihtepat; (e)
memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
(g) membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghemat waktu, usaha dan dana.
Mahdi
Ibrahim mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi
keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu: (a) Ketelitian dan kejelasan dalam
membentuk tujuan (b) Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai (c)
Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab
operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang
hendak dicapai (d) Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi
penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan
dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra
kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan
melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan. (e)
Kemampuan organisatoris penanggungjawab operasional.
Dari
uraian diatas dapat kita fahami bersama bahwa dalam upaya mencapai keberhasilan
dalam perencanaan memerlukan kerjasama, komitmen disertai dengan pengawasan
yang berkelanjutan.
B.
Langkah-Langkah
Perencanaan
Perencanaan
merupakan salah satu dan pula paling utama dalam fungsi manajemen alangkah
baiknya sebelum melaksanakan langkah-langkah perencanaan seorang perencana
(planner) hendaknya memperhatikan dan dapat mengukur rumusan yang biasa dikenal
dengan SWOT (Strength: Kekuatan, Weaknes: Kelemahan, Opportunity:
Peluang/kesempatan, dan Treat: Hambatan). Setelah dapat mengukur segala potensi
yang ada pada sebuah lembaga maka tentunya seroang perencana akan lebih mudah
menjabarkan dan memprediksikan segala sesuatu yang akan terjadi dalam
penyusunan langkah-langkah perencanaan terutama perencanaan dalam fungsi
manajerial lembaga pendidikan Islam dan dapat mempersiapkan berbagai
kemungkinan hambatan dan kendala yang akan dihadapi.
Dalam buku
panduan Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega disebutkan
bagaimana langkah-langkah dari sebuah perencanaan, yaitu:
What, adalah upaya mempertanyakan tujuan dan
kegiatan yang akan dilaksanakan
Why, proses
mempertanyakan kembali mengapa atas What diambil When, tindakan mempertanyakan
bilaman diselenggarakannya kegiatan; Where,
tindakan mempertanyakan dimana tempat penyelenggaraannya kegiatan; Who, tindakan mempertanyakan siapa pelaksana/ human
resources; How, tindakan mempertanyakan kemudian
merencanakan dan memutuskan bagaimana metode kerja, kontrolling, hubungan kerja
struktural, biaya, pertanggung jawaban, dan penilaian.
Indriyo Gito
Sudarmo dan Agus Mulyono mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan,
yaitu:
1.Penentuan
tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) menggunakan kata-kata
yang sederhana, (2) mempunyai sifat fleksibel, (3) mempunyai sifat stabilitas,
(4) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (5) meliputi semua tindakan yang
diperlukan.
2.
Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsure sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3.
Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada
dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan,
yaitu:
1.
menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
2.
merumuskan keadaan saat ini;
3.
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;
4.
mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Sementara
itu menurut Ramayulis mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam
perencanaan itu meliputi: (1) Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan
berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang
terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid. (2) Penetapan
tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan (3) Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
(4) Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
C. Perencanaan
Strategi
Perencanaan
strategi adalah usaha sistematis formal dari suatu perusahaan
untuk memperjelas sasaran utama, kebijakan-kebijakan dan strategi. Menurut
Asnawir perencanaan startegik adalah proses pemikiran tujuan perusahaan atau
organisasi, penentuan kbijakan, dan program yang perlu untuk mencapai tujuan
tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di susun perencanaan, di antara
metode perencanaan strategic adalah sebagai berikut: pertama pendekatan dari atas ke bawah, biasanya dibuat oleh
prusahaan yang bersifat sentralisasi. Kedua pendekatan dari bawah, yaitu
metode rancangan perencanaan darai bawah ke atas. Ketiga pendekatan interkatif adalah pendekatan manajer dari pusat
bersama direksi-direksi berdialog secara terus menrus selama penyusunan
rencana, termasuk juga berdialog dengan para staf pusat dan divisi-divisi. Keempat. pendekatan perencanaan secara
tim adalah pendekatan yang lebih banyak dilakukan pada perusahaan kecil dan
bersifat sentralisasi. Kelima.
pendekatan tingkat ganda adalah pendekatan strategi dirumuskan secara
independen pada tingkat korporasi dan pada tingkat unit bisnis.
Dalam
perencanaan strategis dalam diambil contoh adalah perencanaan strategis di
perguruan tinggi agama Islam. Di antara kondisi obyektifnya adalah, Pertama, profil Pergururn Tinggi
Agam Islam, meliputi bidang kelembagaan, bidang ketenagaan, kurikulum,
perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaaan, sarana
dan prasarana pendidikan. Kedua,
kekuatan yang tersedia, meliputi kelembagaan letak geografis, faktor hsitoris
ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan danpengabdian
masyarakat. Ketiga,
kelemahan-kelemahan yang masoih dipunyai, meliputi persepsi masyarakat, tradisi
akademis dan etos kerja, pendanaan, pengembangan sumber daya manusia, otonomi
lembaga, ketenagaan, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian
masyarakat, sarana dan prasarana. Keempat, beberapa peluang yang meliputi kelembagaan,
ketenagaan, kurikulum, perpustakaan, penelitian, penerbitan, dan pengabdian
kepada masyarakat, kemahasiswaan, saran dan parsarana. Kelima, tantangan meliputi kelembagaan, ketenagaan, kurikulum,
perpustakaan, penelitian, penerbitan dan pengabdian kepada masyarakat,
kemahasiswaan, sarana dan prasarana. Di
samping itu perlu diuraikan tahap-tahap strategi seperti arah pengembangan,
strategi pengembangan, tahap-tahap pengembangan, selanjutnya bahan-bahan
seperti informasi, data yang berkaitan dengan perencanaan masih perlu diuraikan
lebih lanjut.
D. Perencanaan
Operasional
Perencanaan
Operasional umumnya merupakan turunan atau terjemahan dari tujuan umum
perusahaan dalam rentang waktu tertentu (selama satu tahun umpamanya) berikut
rencana stragtegis yang sudah ditetapkan oleh manajemen. Walau demikian
perencanaan operasional dapat juga digunakan oleh individu untuk keperluan
pribadinya, bahkan dianjurkan agar pekerjaannya terarah dan
terorganisir dengan baik.
Perencanaan
operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada operasi
sekarang (jangka pendek) dan terutama berkenaan
dengan tujuan mencapai efisiensi. Perencanaan operasional
merupakan kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan
perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup
perencanaan ini lebih sempit
dibandingkan dengan perencanaan strategi. Rencana operasional
(Renop) sekolah merupakan rencana implementasi Rencana stratejik sekolah dalam
kurun waktu satu tahun. Renop sering juga disebut Rencana tahunan. Renop berisi
langkah-langkah operasional yang akan ditempuh selama satu tahun oleh sekolah,
unit-unit, dan atau individu-individu staf dalam rangka mencapai tujuan
operasional. Tujuan operasional merupakan jabaran dan tahapan-tahapan untuk mencapai
tujuan strategis.
Rencana
operasional disusun oleh unit-unit atau individu staf yang ada dalam struktur
organisasi sekolah dan mengacu pada program yang relevan dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing. Contoh dari rencana operasional antara lain: pengembangan
kegiatan kurikuler, pengembangan kegiatan kesiswaan, peningkatan kerjasama
dengan masyarakat, dan sebagainya. Rencana operasional berfungsi sebagai alat
yang digunakan oleh masing-masing unit penyusunnya sebagai: (1) penjamin bahwa
program pengembangan akan terealisasi dalam kegiatan operasional sekolah
sehari-hari, (2) pedoman pelaksanaan kegiatan semesteran, bulanan, mingguan,
dan harian, dan (3) justifikasi rinci penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja
tahunan.
Perencanaan operasional yang khas :
(1)Perencanaan
produksi (Production Plans): Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan
teknologi yang dibutuhkan dalam pekerjaan. (2) Perencanaan keuangan (Financial
Plans): Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas
operasional (3) Perencanaan Fasilitas (Fasilites Plans): Perencanaan yang
berhubungan dengan fasilitas&layout pekerjaan yang dibutuhkan untuk
mendukung tugas. (4) Perencanaan pemasaran (Marketing Plans): Berhubungan
dengan keperluan penjualan dan distribusi barang/jasa. (5) perencanaan sumber daya
manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan
penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
Belum ada tanggapan untuk "MAKALAH PERENCANAAN LPI"
Posting Komentar