BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran
dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1
- 100 nm), sehingga
terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, sertaawan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat
dijumpai sehari-hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloidmenjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system koloid?
b. Jelaskan macam-macam system koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid?
d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?
e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk
partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat
heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat
yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di
dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar,
maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah
tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).
Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones,
hairspray, jelly, dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau
suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran
berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel
terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang
terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat
terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas
terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing
mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas
partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh
molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat
molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
B. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi
yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium
pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase
terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol
(fase terdispersi padat)
a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi
pada
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c.
Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2. Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam
medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium
pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi
gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk
3. Buih (fase terdispersi gas)
a. Buih padat adalah buih
dalam medium pendispersi padat.
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa,
Styrofoam
b.
Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium
pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan
C. Sifat-Sifat
Koloid
a. Efek
Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas
sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika
suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari
dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan
pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi
karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar
untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit
dan sangat sulit diamati.
b. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel
koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak
beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan
melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat
senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan
gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid
dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan
menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan
tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil,
maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid,
semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel
koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa
gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat
(suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system
koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel
medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu
system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
c. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan
partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang
disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap
ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion
S2.
d. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid
bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.
e. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid
dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi
tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti
pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai
sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
g. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion
pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.
h. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan
partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
D. Pembuatan Sistem Koloid
Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion
S2-)
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan
larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
Pemanasan nitrat
Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung
mengalami dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap
coklat, dan oksigen.
Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti
magnesium nitrat mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :
Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang
sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi,
nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna
(minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan
oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium
sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang
membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke
bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih
tinggi.
Pemanasan karbonat
Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung
mengalami dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai
contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi
sebagai berikut :
Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi
yang sama menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.
Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak
terdekomposisi pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka
akan terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah
Golongan
E. Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan
sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan
tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk
suntikan
|
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi
koloid :
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat
diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan
melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloidakan
mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi
zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang
bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan
pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion
tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga
proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung
partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang
bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat
dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O
à Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur
tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga
berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat
partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
- Jika
diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak
dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
- Koloid
dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas
permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang
besar.
- Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat
partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya
tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak
mengalami sedimentasi).
- Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan
elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
- Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi.
Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan
elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga
faktor yang menstabilkannya hilang.
- Koloid yang medium dispersinya berupa cairan
dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai
interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob
interaksinya tersebut tidak ada
- Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi.
Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam
medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana
atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel
koloid.
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan
sistem koloid.
Contoh Soal
1. Perhatikan beberapa
sistem dispersi berikut!
1.
Gel
2.
Cat
3.
Sus
4.
Kanji
5.
Agar-agar
Sistem dispersi yang
tergolong emulsi ditunjukkan oleh nomor ….
a.
1
b.
2
c.
3
d.
4
e.
5
Pembahasan :
Yang tergolong emulsi adalah santan, susu, es krim, lotion, mayonaise, keju, mentega, mutiara, dan sus.
Jadi, yang tergolong emulsi ditunjukkan oleh nomor 3.
Jawaban : c
Yang tergolong emulsi adalah santan, susu, es krim, lotion, mayonaise, keju, mentega, mutiara, dan sus.
Jadi, yang tergolong emulsi ditunjukkan oleh nomor 3.
Jawaban : c
2. Berikut adalah data
dari beberapa larutan.
Larutan
|
Warna larutan
|
Setelah disaring
|
Berkas cahaya
|
1
2
3
4
5
|
Cokelat
Biru
Kuning
Kuning
Cokelat
|
Keruh
Jernih
Agak keruh
Jernih
Jernih
|
Terlihat
Tak terlihat
Terlihat
Tak terlihat
Tak terlihat
|
Berdasarkan data
tersebut yang tergolong dipersi koloid adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
Pembahasan
sistem koloid itu berwarna keruh, tetapi larutan berwarna jernih. Pada sistem koloid ada efek Tyndall sehigga kertas cahaya dihamburkan dan terlihat
Jawaban : b
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
Pembahasan
sistem koloid itu berwarna keruh, tetapi larutan berwarna jernih. Pada sistem koloid ada efek Tyndall sehigga kertas cahaya dihamburkan dan terlihat
Jawaban : b
3. Berikut ini yang
bukan merupakan sistem koloid adalah ….
a. Lateks
b. Air sadah
c. Tinta
d. Margarine
e. Batu apung
Pembahasan :
Air sadah air di dalamnya terlarut ion-ion logam seperti Ca2+ dan Mg2+, sehingga sabun tidak menjadi tidak berbusa.
Jawaban : b
a. Lateks
b. Air sadah
c. Tinta
d. Margarine
e. Batu apung
Pembahasan :
Air sadah air di dalamnya terlarut ion-ion logam seperti Ca2+ dan Mg2+, sehingga sabun tidak menjadi tidak berbusa.
Jawaban : b
4. Buih adalah ….
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat cair
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Pada sistem buih fase terdispersinya gas dan pendispersinya cair.
Jawaban : d
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat cair
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Pada sistem buih fase terdispersinya gas dan pendispersinya cair.
Jawaban : d
5. Efek Tyndall
terjadi katena partikel koloid ….
a. Memancarkan cahaya
b. Menyerap cahaya
c. Meneruskan cahaya
d. Menghamburkan cahaya
e. Mempunyai gerak Brown
Pembahasan :
Sistem koloid dapat menghamburkan cahaya (efek Tyndall), sehingga berkas cahaya dapat diamati dari arah samping.
Jawaban : d
a. Memancarkan cahaya
b. Menyerap cahaya
c. Meneruskan cahaya
d. Menghamburkan cahaya
e. Mempunyai gerak Brown
Pembahasan :
Sistem koloid dapat menghamburkan cahaya (efek Tyndall), sehingga berkas cahaya dapat diamati dari arah samping.
Jawaban : d
6. Kelebihan elektrolit
dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan ….
a. Elektrolisis
b. Elektroforesis
c. Dialisis
d. Dekalisis
e. Presipitasi
Pembahasan :
Pada proses dialisis sistem koloid dimasukkan dalam kantong semipermeabel yang dapat melewatkan pengganggu, sementara partikel koloid tetap dalam kantong.
Jawaban : c
a. Elektrolisis
b. Elektroforesis
c. Dialisis
d. Dekalisis
e. Presipitasi
Pembahasan :
Pada proses dialisis sistem koloid dimasukkan dalam kantong semipermeabel yang dapat melewatkan pengganggu, sementara partikel koloid tetap dalam kantong.
Jawaban : c
7. Koagulasi koloid
dapat terjadi jika :
1) Koloid dipanaskan
2) Mencampurkan dua macam koloid
3) Ditambahkan zat elektrolit
4) Partikel koloid didialisis
Pernyataan yang benar adalah nomor ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Proses koagulasi (penggumpalan koloid) dapat terjadi jika :
1. Adanya pengaruh pemanasan/pendinginan
2. Penambahan elektrolit
3. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
4. Elektrolisis
5. Pembusukan
Jawaban : a
1) Koloid dipanaskan
2) Mencampurkan dua macam koloid
3) Ditambahkan zat elektrolit
4) Partikel koloid didialisis
Pernyataan yang benar adalah nomor ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Proses koagulasi (penggumpalan koloid) dapat terjadi jika :
1. Adanya pengaruh pemanasan/pendinginan
2. Penambahan elektrolit
3. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
4. Elektrolisis
5. Pembusukan
Jawaban : a
8. Koloid berbeda
dengan suspensi dalam hal berikut ini.
1. Ukuran partikel
2. Homogenitas sistem
3. Kestabilan sistem
4. Gerak partikel
Pernyataan yang benar adalah ….
a. 1, 2, 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
• Ukuran partikel koloid lebih kecil (1 – 100 nm) dari suspensi (> 100).
• Sistem koloid bersifat homogen secara makroskopis, sedangkan suspensi heterogen.
• Sistem koloid lebih stabil, sedangkan suspensi tidak stabil.
Jawaban : a
1. Ukuran partikel
2. Homogenitas sistem
3. Kestabilan sistem
4. Gerak partikel
Pernyataan yang benar adalah ….
a. 1, 2, 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
• Ukuran partikel koloid lebih kecil (1 – 100 nm) dari suspensi (> 100).
• Sistem koloid bersifat homogen secara makroskopis, sedangkan suspensi heterogen.
• Sistem koloid lebih stabil, sedangkan suspensi tidak stabil.
Jawaban : a
9. Efek penghamburan
cahaya dari lampu mobil oleh partikel dalam kabut disebut ….
a. Elektroforesis
b. Tyndall
c. Brown
d. Dialisis
e. Adsorpsi
Pembahasan :
Sistem koloid yang keruh dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya dapat diamati. Efek penghamburan cahaya ini disebut sebagai efek Tyndall.
Jawaban : b
a. Elektroforesis
b. Tyndall
c. Brown
d. Dialisis
e. Adsorpsi
Pembahasan :
Sistem koloid yang keruh dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya dapat diamati. Efek penghamburan cahaya ini disebut sebagai efek Tyndall.
Jawaban : b
10. Sistem koloid yang
dibentuk dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair disebut ….
a. Gel
b. Buih
c. Emulsi
d. Sol
e. Aerosol
Pembahasan :
Sol merupakan sistem koloid dengan medium terdispersi padat dan medium pendispersi cair. Contoh : tinta, kanji dan cat.
Jawaban : d
a. Gel
b. Buih
c. Emulsi
d. Sol
e. Aerosol
Pembahasan :
Sol merupakan sistem koloid dengan medium terdispersi padat dan medium pendispersi cair. Contoh : tinta, kanji dan cat.
Jawaban : d
11. Koloid As2S3¬
adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Dalam larutan yang paling baik
untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah ….
a. Kalium fosfot
b. Magnesium sulfat
c. Barium nitrat
d. Besi klorida
e. Besi sulfat
Pembahasan :
Dari kelima senyawa tersebut yang memiliki muatan positif paling banyak adalah FeCl3 (besi klorida).
• Kalium Fosfot (K3PO4) à K = + 1
• Magnesium nitrat (MgSO4) à Mg = + 2
• Barium nitrat (Ba(NO3)) à Ba = + 2
• Besi klorida (FeCl3) à Fe = +3
• Besi sulfat (FeSO4) à Fe = + 2
Jadi, yang muatan positifnya banyak adalah FeCl3.
Jawaban : d
a. Kalium fosfot
b. Magnesium sulfat
c. Barium nitrat
d. Besi klorida
e. Besi sulfat
Pembahasan :
Dari kelima senyawa tersebut yang memiliki muatan positif paling banyak adalah FeCl3 (besi klorida).
• Kalium Fosfot (K3PO4) à K = + 1
• Magnesium nitrat (MgSO4) à Mg = + 2
• Barium nitrat (Ba(NO3)) à Ba = + 2
• Besi klorida (FeCl3) à Fe = +3
• Besi sulfat (FeSO4) à Fe = + 2
Jadi, yang muatan positifnya banyak adalah FeCl3.
Jawaban : d
12. Contoh koloid yang
merupakan sistem koloid padat di dalam gas adalah ….
a. Kabut
b. Embun
c. Asap
d. Buih
e. Batu apung
Pembahasan :
Sistem koloid padat di dalam gas disebut aerosol, contohnya asap dan debu.
Jawaban : c
a. Kabut
b. Embun
c. Asap
d. Buih
e. Batu apung
Pembahasan :
Sistem koloid padat di dalam gas disebut aerosol, contohnya asap dan debu.
Jawaban : c
13. Perhatikan
sifat-sifat berikut!
1. Dapat mengadorpsi ion
2. Menghamburkan cahaya
3. Partikelnya selalu bergerak
4. Dapat bermuatan listrik
Yang merupakan sifat koloid yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Sifat-sifat koloid:
• Dapat mengadorpsi ion, merupakan sifat adorpsi koloid
• Dapat menghamburkan cahayam merupakan efek Tyndall
• Partikel koloid selalu bergerak zig-zag bila diamati dengan mikroskof ultra disebut gerak Brown
• Koloid dapat bermuatan positif atau negatif
Jawaban : e
1. Dapat mengadorpsi ion
2. Menghamburkan cahaya
3. Partikelnya selalu bergerak
4. Dapat bermuatan listrik
Yang merupakan sifat koloid yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Sifat-sifat koloid:
• Dapat mengadorpsi ion, merupakan sifat adorpsi koloid
• Dapat menghamburkan cahayam merupakan efek Tyndall
• Partikel koloid selalu bergerak zig-zag bila diamati dengan mikroskof ultra disebut gerak Brown
• Koloid dapat bermuatan positif atau negatif
Jawaban : e
14. Berikut ini
beberapa sifat koloid.
1. Elektroforesis
2. Efek Tyndall
3. Koagulasi
4. Gerak Brown
5. Dialisis
Proses penjernihan air menggunakan tawas merupakan penerapan sifat koloid nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Dalam air yang kotor, tawas (PAC) membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif, sehingga air kotor yang merupakan koloid bermuatan negatif dapat menggumpal (koagulasi).
Jawaban : c
1. Elektroforesis
2. Efek Tyndall
3. Koagulasi
4. Gerak Brown
5. Dialisis
Proses penjernihan air menggunakan tawas merupakan penerapan sifat koloid nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Dalam air yang kotor, tawas (PAC) membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif, sehingga air kotor yang merupakan koloid bermuatan negatif dapat menggumpal (koagulasi).
Jawaban : c
15. Perhatikan tabel
berikut!
No
|
Terdispersi
|
Pendispersi
|
Sistem koloid
|
1
2
3
4
5
|
Gas
Padat
Padat
Cair
Cair
|
Cair
Gas
Cair
Gas
Cair
|
Aerosol
Sol
Aerosol
Aerosol
Sol
|
Fase terdispersi,
pendispersi, dan sistem koloid yang sesuai ditunjukkan oleh ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
• Gas dalam cair disebut buih
• Padat dalam gas disebut aerosol
• Padat dalam cair disebut sol
• Cair dalam gas disebut aerosol
• Cair dalam cair disebut emulsi
Jawaban : d
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
• Gas dalam cair disebut buih
• Padat dalam gas disebut aerosol
• Padat dalam cair disebut sol
• Cair dalam gas disebut aerosol
• Cair dalam cair disebut emulsi
Jawaban : d
16. Buih adalah sistem
disepersi pada ….
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat padat
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Buih adalah sistem koloid dimana zat gas terdispersi pada zat cair.
Jawaban : d
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat padat
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Buih adalah sistem koloid dimana zat gas terdispersi pada zat cair.
Jawaban : d
17. Pembuatan sol
Fe(OH)2 dilakukan dengan cara ….
a. Mekanik
b. Peptisasi
c. Dekomposisi rangkap
d. Hidrolisis
e. Reaksi redoks
Pembahasan :
Sol Fe(OH)3 dibuat dari senyawa FeCl3 yang direaksikan dengan air (hidrolisis).
Jawaban : d
a. Mekanik
b. Peptisasi
c. Dekomposisi rangkap
d. Hidrolisis
e. Reaksi redoks
Pembahasan :
Sol Fe(OH)3 dibuat dari senyawa FeCl3 yang direaksikan dengan air (hidrolisis).
Jawaban : d
18. Cara pembuatan
koloid molekul-molekul atau ion-ion menjadi partikel-partikel koloid disebut ….
a. Cara kondensasi
b. Cara dispersi
c. Cara suspensi
d. Cara koagulasi
e. Cara mekanik
Pembahasan :
Cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan menggabungkan molekul atau ion-ion yang berukuran kecil menjadi berukuran koloid.
Jawaban : a
a. Cara kondensasi
b. Cara dispersi
c. Cara suspensi
d. Cara koagulasi
e. Cara mekanik
Pembahasan :
Cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan menggabungkan molekul atau ion-ion yang berukuran kecil menjadi berukuran koloid.
Jawaban : a
19. Berikut ini
beberapa fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid dalam kehidupan.
1. Proses cuci darah
2. Kabut di pegunungan
3. Pembentukan delta di muara sungai
4. Pemutihan gula
5. Proses kerja obat diare
Sifat koagulasi dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Koagulasi (penggumpalan) contohnya adalah pembentukkan delta sungai.
Jawaban : c
1. Proses cuci darah
2. Kabut di pegunungan
3. Pembentukan delta di muara sungai
4. Pemutihan gula
5. Proses kerja obat diare
Sifat koagulasi dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Koagulasi (penggumpalan) contohnya adalah pembentukkan delta sungai.
Jawaban : c
20. Du bawah ini yang
termasuk koloid hidrofil adalah ….
a. Susu
b. Agar-agar
c. Mayonaise
d. Sol logam
e. Sol sulfida
Pembahasan :
Koloid hidrofil berarti suka air atau menyerap air, contohnya: agar-agar, kanji, dan sabun deterjen.
Jawaban : b
a. Susu
b. Agar-agar
c. Mayonaise
d. Sol logam
e. Sol sulfida
Pembahasan :
Koloid hidrofil berarti suka air atau menyerap air, contohnya: agar-agar, kanji, dan sabun deterjen.
Jawaban : b
DAFTAR PUSTAKA
Purba,
Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta :
Yudhistira. Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan
Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Sistem Koloid lengkap Contoh Soalnya"
Posting Komentar