BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengalaman pribadi merupakan
modal dasar yang sangat penting dalam menggarap
sebuah karya seni, baik seni tari, karawitan dan lainnya. Tanpa didasari
pengalaman yang pernah dialami secara langsung oleh seorang pencipta atau
penggarap, maka akan kesulitan dalam merancang sebuah garapan apapun bentuknya.
Penciptaan sebuah karya seni didorong oleh aspek budaya dan pelestarian warisan
budaya leluhur, serta didorong keinginan untuk mendobrak pola budaya yang
memungkinkan untuk menemukan pola-pola baru berdasarkan pengalaman-pengalaman
hidup.
Didukung oleh potensi Desa Banjar Suri, lingkungan
tempat tinggal penggarap, yang merupakan salah satu desa mempunyai potensi
pendidikan khususnya seni tari memotivasi siswa dalam belajar menari.
Hasil yang ditekuni bermanfaat tersendiri bagi kehidupan penggarap sehingga
bisa tampil di panggung-panggung saat perpisahan dan festival. Selama menyelami
berbagai jenis tari tradisional maupun tari kreasi di masyarakat, penggarap
sangat tertarik untuk menekuni Tari jaipong. Ketertarikan ini muncul karena
penggarap sudah biasa menarikannya, sehingga tarian tersebut sudah terkuasai
dan sangat nyaman untuk digerakan.
Terinspirasi oleh tari tradisional tersebut, maka
penggarap ingin mengembangkannya menjadi sebuah tari kreasi.
Oleh karena itu guru sebagai piñata tari ingin
mengembangkan seni tari tradisional yaitu tari kreasi baru yang bersumber
pada tari tradisi yaitu Jaipong. Hasrat itu muncul karena berdasarkan
pengamatan dalam menciptakan tari banyak guru yang belum bayak melibatkan siswa
, tarian kreasi tari pong-ko yang bisa dibilang masih tergolong baru, tari
pon-ko merupakan perpaduan antara tari tradisi dan musik disko yang menarik dan
menabah kreatifitas guru, tari jaipongan merupakan salah satu identitas
keseniaan Jawa Barat yang perlu dikembangkan keasrianya.
Hal –hal yang akan penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang
penciptaan seni tari kreasi yaitu pong-ko ( jaipong disko ) adalah
bagaimana cara menciptakan seni tari pong-ko dari gerakanya, desain ,
properti, tema, dan hal yang mendukung terciptanya sitari kreasi ini.
B.
Manfaat Mencipta Tari
1.
Siswa
Bagi anak, manfaat tarian ini adalah untuh menambah sarana pengetahuan dan
rasa cinta terhadap budaya daerah, dan untuk melatih koordinasi gerak beberapa
anggota badan .
2.
Bagi Guru
Bagi guru peñata seni tari, tarian ini sebagai sarana mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, imajinasi dan kreatifitas anak. Harapan yang
hendak dicapai adalah tarian ini dapat dimanfaatkan oleh para guru TK yang
dapat merangsang aktifitas anak ,
3.
Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat dimanfaatkan dan merangsang terciptanya tari kreasi
berikunya yang berfanfaat bagi anak didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tari Kreasi
Tari kreasi
adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu
daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari
tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomim (gerak
patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan
kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).
Contoh: tari oleg
tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari
kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari
padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Tari kreasi baru adalah tari-tari
klasik yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan diberi
nafas Indonesia baru. Tari kreasi baru merupakan salah satu rumpun tari
yang mengalami pembaharuan dari tari sebelumnya. Jenis tarian ini dapat
dikatakan pula sebagai tarian yang memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Saat
menciptakan tarian ini, para koreografer akan mengacu pada tari tradisi di
daerah setempatnya. Beberapa koreografer bahkan ada yang mengambil gerakan tari
dari daerah-daerah lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak tari yang lepas
dari ikatan-ikatan tradisi. Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini
sering disebut dengan gerakan modern.
Endang Caturwati mengatakan,
kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas indvidual atau
kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru. Selain
itu, pengertian tentang tari kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S Nalan
sebagai berikut:
Hasil ciptaan – ciptaan
tari yang muncul sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi
baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang
hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta
tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya
pembaharuan-pembaharuan.
B.
Tokoh Tari Kreasi Indonesia
Tokoh tari kreasi
Indonesia antara lain Bagong Kusudiarjo, Didik Nini Thowok, Retno Maruti, Sardono W.
Kusumo, dan Eko Supriyanto. Contoh tari kreasi nusantara adalah tari
Oleg Tambulilingan (Bali), tari Jaran Goyang (Jawa Timur), tari
Karonsih (Jawa Tengah), tari Kipas Parentak (Jambi) dan tari Loliyana (Maluku).
C.
Perbedaan Tari Kreasi
Pada garis
besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1.
Tari
kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya
dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi,
musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya.walaupun
ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
2.
Tari
kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan tari yang garapannya
melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias
dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.
D. Ragam Tari
Kreasi Nusantara
1.
Tari Oleg Tambulilingan
Tari Oleg Tambulilingan adalah tarian modern atau tari kreasi yang berasal dari daerah
Bali. Tari Oleg Tambulilingan dikembangkan oleh Mario pada
1952. Tari Oleg Tambulilingan berasal dari katatambulilingan yang berarti
lebah. Tari Oleg Tambulilingan mengekspresikan suasana romantis
melalui rangkaian geraknya yang membutuhkan kecepatan (akselerasi)
dan kelenturan tubuh penarinya, serta kerja sama yang serasi
antarpenari. Tari Oleg Tambulilingan dijadikan sebagai tari tambahan di
antara beberapa tarian yang disertakan pada pertunjukan Legong.
Pada awalnya,
tari Oleg Tambulilingan dimainkan hanya oleh satu gadis yang disebut oleg.
Istilah oleg berarti goyangan sang penari. Kemudian, penari pria
disertakan untuk membuat duet. Dengan demikian, tari Oleg Tambulilingan
mendapat tema baru yang menggambarkan dua tambulilingan (lebah) yang
bermain-main di taman.
2.
Tari Jaran Goyang
Tari Jaran Goyang merupakan tari kreasi yang berasal dari Jawa Timur. Jenis tari
Jaran Goyang adalah tari berpasangan dengan gaya Banyuwangian. Ragam
gerak tari Jaran Goyang menggunakan gerak-gerak lincah dan ritmis.
Tari Jaran Goyang menggambarkan pemuda yang
sedang jatuh cinta kepada seorang gadis. Namun, cintanya ditolak oleh sang
gadis. Oleh karena itu, pemuda tersebut menggunakan aji pengasihan
yang berupa jaran goyang untuk mendapatkan pujaan hatinya. Akhirnya, sang gadis
bertekuk lutut dan menerima cinta sang pemuda.
3.
Tari Karonsih
Tarian Karonsih adalah tari
kreasi yang berasal dari Jawa Tengah. Tari Karonsih menceritakan
kisah kasih atau percintaan antara putri Galuh Candra Kirana (Dyah
Sekartadji) dengan kekasihnya yang bernama Panji Asmara Bangun. Galuh
Candra Kirana adalah putri dari Kertamerta yang berasal dari Kerajaan
Kediri. Sedangkan, Panji Asmara Bangun adalah putra dari Prabu Lembu
Amiluhur yang merupakan Raja Jenggala.
Tari Karonsih sering
dimainkan pada acara pernikahan. Diharapkan dengan adanya tarian Karonsih, maka percintaan
kedua mempelai bagaikan cinta kasihnya Galuh Candra Kirana dengan Panji
Asmara Bangun. Tari Karonsih diiringi oleh gending yang diawali dengan
Ketawang Pangkur Ngrenas pelog lima, diteruskan oleh gansaran, yang kemudian
dilanjutkan Ketawang Kinanthi Sandhung, lanjut Lambangsari, dan terakhir
Ladrang Sigramangsah. Terdapat dua versi gending yang digunakan, yaitu
versi pelog dan versi slendro.
4.
Tari Kipas Parentak
Tari Kipas Parentak merupakan salah satu jenis tari kipas yang berkembang di Jambi.
Bentuk tari Kipas Parentak adalah tari kelompok putri. Penyajian tari
Kipas Parentak dapat memberikan motivasi dan semangat kepada masyarakat.
Tari Kipas Parentak juga berfungsi memberikan hiburan bagi kalangan
anak muda. Tari Kipas Parentak menggambarkan kegiatan bergotong-royong
dalam menanam padi.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan acara memanen padi dan istirahat
sebagai tarian pelepas lelah. Pakaian yang dikenakan oleh penari Kipas Parentak
adalah kain khas Jambi, baju beludru (warna merah, warna hitam, atau warna
ungu), dan rompi kain songket. Para penari Kipas Parentak menggunakan
aksesoris berupa gelang berduri, subang di telinga, dan ikat pinggang.
Perlengkapan tari yang dipakai adalah kipas.
5.
Tari Loliyana
Tari Loliyana adalah tari
kreasi yang berasal dari Maluku. Pertunjukan tari Loliyana berdasarkan
pada tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua.
Tari Loliyana berasal dari Upacara Panen Lola sehingga
disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata lola, yaitu
pekerjaan mengumpulkan hasil laut. Proses panen lola diawali dengan pesta
rakyat mengelilingi api unggun dari malam hingga subuh, dilanjutkan dengan
syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan
dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Peranan seni tari
untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan individu,
social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan individu
dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam
kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan
sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam
kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara
lain :tari sebagai upacara , tari sebagai sarana hiburan dan tari sebagai
sarana pertunjukkan
Dalam
sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga
dan waktu.
Tari kreasi
adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu
daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari
tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomim (gerak
patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan
kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).
Belum ada tanggapan untuk "MAKALAH TARI KREASI"
Posting Komentar